Find Us On Social Media :

Ada Hubungannya dengan PHK, Ternyata Ini Arti dari Istilah 'Quiet Cutting' yang Viral di TikTok

By Helna Estalansa, Minggu, 19 November 2023 | 16:15 WIB

Ilustrasi PHK

GridPop.ID - Akhir-akhir ini, banyak netizen di TikTok dan X (dulu Twitter) yang menggunakan istilah "quiet cutting."

Karena sering dibicarakan, istilah 'quiet cutting' pun menjadi viral di TikTok.

Lantas apa arti dari istilah yang viral di TikTok tersebut?

Ternyata, istilah "quiet cutting" merujuk pada proses pemutusan hubungan kerja (PHK).

Jika kamu penasaran dengan arti dari istilah "quiet cutting," berikut penjelasan lengkapnya!

Berbagai unggahan netizen terkait "quiet cutting" juga terlihat dalam berbagai platform:

Akun @remawilkens menulis, “Quiet cutting dapat menghemat biaya, tetapi akan mengorbankan kepercayaan Anda,” pada Kamis (16/11/2023).

Dalam unggahan @laurlew29 pada Rabu (15/11/2023), tertulis, “Banyak pemilik bisnis percaya bahwa 'quiet cutting' tidak etis - tetapi hampir serempat responden mengatakan bahwa mereka menggunakan praktik ini.”

Sementara itu, @thesanurm menulis, "Quiet cutting?" pada Jumat (17/11/2023).

Jadi, apa sebenarnya yang dimaksud dengan "quiet cutting"?

Tentang Quiet Cutting

Baca Juga: Punya 3 Kakak Laki-laki, Balita Ini Didandani Jadi Tuyul, Videonya Tuai Pro Kontra

Mengutip dari CBSNews, quiet cutting merujuk pada tindakan pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dilakukan secara diam-diam, melibatkan penurunan pangkat atau gaji dan peningkatan tuntutan kerja.

Konsekuensinya, para pekerja cenderung mengambil keputusan untuk mengundurkan diri dari perusahaan.

Quiet cutting dianggap sebagai strategi yang efektif untuk memungkinkan perusahaan mengurangi jumlah pekerja dan menghemat biaya tanpa melakukan pemecatan secara langsung.

Beberapa perusahaan, termasuk Adidas, Adobe, dan IBM, telah menerapkan restrukturisasi tenaga kerja menggunakan metode ini dalam setahun terakhir.

Menurut penelitian keuangan yang dilakukan oleh platform AlphaSense, penggunaan quiet cutting meningkat lebih dari tiga kali lipat dalam satu tahun terakhir.

Pendekatan ini memanfaatkan kekhawatiran para pekerja terhadap PHK di tengah situasi pasar kerja yang lesu.

Ray Smith, seorang reporter karier di Wall Street Journal, menjelaskan bahwa quiet cutting memberikan pilihan sulit bagi pekerja dalam mengambil keputusan karier mereka.

“Mereka menceritakan bahwa mereka menerima panggilan telepon atau email dari seorang manajer yang pada dasarnya memberi tahu mereka bahwa pekerjaan Anda telah dipindahkan dan Anda akan melakukan ini mulai sekarang, dan pada dasarnya ambil atau tinggalkan," katanya.

Ia menyebutkan bahwa beberapa orang mungkin awalnya merasa lega karena tidak dipecat.

“Tetapi di sisi lain, mereka marah atau bingung, dan mereka merasa pekerjaan baru yang mereka dapatkan memiliki status yang lebih rendah atau gaji yang lebih rendah atau tanggung jawab yang lebih besar, atau sesuatu yang bahkan mereka tidak punya pengalaman dalam hal itu,” ungkapnya.

Namun di sisi lain, mereka juga merasa bingung atau marah, terutama jika pekerjaan baru yang mereka dapatkan memiliki status atau gaji yang lebih rendah, tanggung jawab yang lebih besar, atau hal-hal yang belum pernah mereka alami sebelumnya.

Baca Juga: Pede Garuk Kemaluan Saat di Kereta, Kelakuan Wanita Ini Bikin Penumpang Sebelahnya Tak Nyaman, Kasusnya Viral di Medsos

“Intinya adalah, jika seseorang menolak penugasan ulang atau akhirnya keluar setelah tidak menyukai penugasan ulang tersebut, begitu mereka keluar, perusahaan tidak perlu membayar biaya pesangon ribuan dollar. Jadi ini benar-benar menghemat biaya mereka,” tuturnya.

Berdampak negatif pada peforma kerja

Memberikan dampak negatif pada performa kerja, seperti dilaporkan oleh Forbes, perusahaan yang menerapkan quiet cutting cenderung menimbulkan rasa ketidakpercayaan di antara tenaga kerja mereka.

Tindakan tersebut membuat pekerja merasa negatif terhadap kepemimpinan mereka, seringkali menimbulkan perasaan pengkhianatan dari manajemen, dan bahkan mendorong keinginan untuk meninggalkan posisi pekerjaan.

Madeline Weirmann, seorang ahli strategi kreatif dari Zetwerk, menekankan bahwa perusahaan yang mengutamakan komunikasi transparan dan praktik etis dalam manajemen tenaga kerja memiliki peranan yang sangat penting.

Menurutnya, ketika pemutusan hubungan kerja memang diperlukan, sikap jujur dan terbuka kepada karyawan dapat mengurangi dampak negatif terhadap moral dan reputasi perusahaan.

“Ketika pemutusan hubungan kerja diperlukan, bersikap jujur dan terus terang kepada karyawan dapat mengurangi dampak negatif terhadap moral dan reputasi perusahaan,” terang dia.

Weirmann juga menambahkan bahwa investasi dalam pelatihan dan tinjauan kinerja rutin dapat memberikan dukungan kepada pekerja yang mengalami kesulitan, yang pada akhirnya memberikan manfaat baik bagi perusahaan maupun karyawannya dalam jangka panjang.

“Selain itu, berinvestasi dalam pelatihan dan tinjauan kinerja rutin dapat memberikan dukungan kepada pekerja yang kesulitan, yang pada akhirnya memberikan manfaat bagi perusahaan dan karyawannya dalam jangka panjang,” sambungnya.

Baca Juga: Nestapa Istri Diceraikan Suami Gara-gara Anak Ayam Mati: Saya Udah Minta Maaf

(*)