Find Us On Social Media :

Idap Tumor Cukup Lama, Istri di Lubuklinggau Diantar ke RS Pakai Gerobak oleh sang Suami, Faktanya Pilu

By Veronica S, Senin, 29 Januari 2024 | 12:15 WIB

Terungkap fakta pilu suami pakai gerobak bawa istri berobat ke rumah sakit di Lubuklinggau, ternyata bekerja sebagai tukang gali sumur.

GridPop.ID - Pasangan suami istri di Lubuklinggau, Sumatera Selatan, viral di media sosial karena keterbatasan kondisi ekonomi mereka.

Sang istri yang mengalami sakit dibawa menggunakan gerobak ke rumah sakit oleh suaminya.

Suami yang bekerja sebagai tukang gali sumur mengantar istrinya berobat menggunakan gerobak tersebut menjadi viral di media sosial.

Dilansir dari Tribun Style, pria tersebut bernama Parmin. Ia dan istri merupakan warga RT 04 Kelurahan Sumber Agung, Kecamatan Lubuklinggau Utara I.

Dalam sebuah video yang beredar, seorang ibu rumah tangga di Kota Lubuklinggau dibawa berobat ke Rumah Sakit Siti Aisyah menggunakan gerobak oleh suaminya.

Pasangan tersebut datang ke rumah sakit mengendarai gerobak dan memarkirkannya di ruang poli klinik rumah sakit untuk berobat.

Ketua RT 04 Kelurahan Sumber Agung, Kecamatan Lubuklinggau Utara I, Paino membenarkan bila suami yang viral bawa istri ke rumah sakit adalah warganya.

"Iya pak benar itu warga saya, namanya Parmin warga pendatang, tinggal di lingkungan saya baru tiga bulan terakhir," ungkap Paino saat dihubungi Tribunsumsel.com, Minggu (28/1/2023).

Paino menceritakan bahwa Parmin hidupnya berpindah-pindah, dulu pernah tinggal di wilayah Kelurahan Ulak Lebar Kecamatan Lubuklinggau Barat I.

Baca Juga: Judi Online Biangnya! Petugas PPSU Pondok Labu Kecanduan Slot, Istri Bule Ngamuk Minta Cerai, Pernikahan Sempat Viral

Kemudian, Parmin pindah ke Kabupaten Lahat dan tiga bulan terakhir pindah lagi ke Kota Lubuklinggau tepatnya ngontrak di bedeng RT 04 Kelurahan Sumber Agung.

"Sekarang dia itu tinggal bertiga bersama anaknya yang masih kecil, pekerjaannya saat baru datang dulu ngaku tukang gali sumur di Lahat," ujarnya.

Di Lubuklinggau, Parmin bukan tidak punya saudara, ada anaknya tinggal di Talang Rejo, kemudian di Lahat juga ada anaknya.

"Karena kalau tidak salah istri yang sekarang adalah istri keduanya, anaknya ada di Linggau dengan Lahat," bebernya.

Paino mengaku sudah mengetahui kalau istri Parmin sakit-sakitan, menurut cerita yang ia dapat, istri Parmin sudah berulang kali masuk rumah sakit.

"Sakitnya tumor sudah sering masuk rumah sakit, beberapa kali hendak dirujuk ke Palembang tapi Parmin tidak mau, mungkin karena tak punya biaya," ungkapnya.

Paino pun mengaku kaget kemarin saat Parmin dan istrinya viral ke rumah sakit pakai gerobak, karena kalau saja ia tahu pasti akan minta bantuan warga atau ambulance rumah sakit.

"Dia (Parmin) tak memberitahu akan membawa istrinya ke rumah sakit, kalau tahu pasti saya carikan mobil, apalagi sekarang banyak ambulance," ujarnya.

Menanggapi hal itu, Kadinkes Kota Lubuklinggau, Erwin Armeidi membenarkan peristiwa warga membawa istrinya berobat ke RSUD Siti Aisyah.

"Kejadiannya Jumat (26/1/2024) kemarin tapi bukan emergency tapi cek rutin berobat ke rumah sakit," ungkap Erwin saat dihubungi Tribunsumsel.com, Sabtu (27/1/2024) kemarin.

Erwin menuturkan pasien itu bukannya didorong menggunakan gerobak ke rumah sakit, melainkan gerobaknya ditarik menggunakan motor.

"Jadi motornya diparkirkan terus gerobaknya di dorong ke poliklinik, lalu pasien itu ada BPJS," ujarnya.

Baca Juga: Kisah Pilu Pengantin Wanita Ini Viral di TikTok, Sang Ibu Meninggal Dunia Tepat Sebelum Hari Pernikahannya

Erwin mengungkapkan pasien itu memang pasien RSUD Siti Aisyah, sebelum rawat jalan pernah dirawat dengan keluhan menderita gangguan saraf (Epilepsi).

"Warga yang sakit itu pasien dokter Ratri dokter saraf, tujuannya kemarin hanya untuk kontrol," ujarnya.

Erwin juga menyampaikan seharusnya pasien dan suaminya tidak perlu membawa gerobak ke rumah sakit, karena di rumah sakit ada mobil ambulance.

"Jadi kalau pun butuh layanan, masyarakat Lubuklinggau tinggal telpon saja pihak rumah sakit, nanti petugas rumah sakit akan menjemputnya di rumah," ujarnya.

Erwin juga mengimbau kepada masyarakat Lubuklinggau apabila mengalami keluhan dan ada keluarganya yang sakit, bisa datang ke fasilitas kesehatan terdekat.

"Kalau dia warga Sumber Agung, bisa datang ke RS Petanang, Puskesmas Pustu ada," ungkapnya.

Sekarang kesempatan juga masyarakat karena rumah sakit Petanang itu melayani BPJS dan dokternya juga sudah lengkap.

"Ke Petanang bisa, misal dia warga Sumber Agung langsung Petanang saja," ujarnya.

Kemudian, apabila masyarakat Lubuklinggau ada keluhan bisa datang langsung menemui fasilitas kesehatan di seluruh Kota Lubuklinggau.

"Apabila memang butuh akan langsung kita lakukan jemput bola, karena ambulance kita ada," ungkapnya.

Dikutip dari Kompas.com, biaya pengobatan di puskesmas atau rumah sakit yang tak sedikit terkadang menjadi halangan bagi pasien dari golongan kurang mampu untuk berobat.

Pasien yang tidak memiliki biaya berobat maupun asuransi kesehatan untuk mendaftar ke program UHC dari BPJS Kesehatan.

Baca Juga: Ketahuan Selingkuh, Suami di Tebing Tinggi Hajar Istri hingga Babak Belur Lalu Kabur

Asisten Deputi Komunikasi Publik dan Hubungan Masyarakat BPJS Kesehatan, Agustian Fardianto mengungkapkan bahwa Universal Health Coverage atau UHC merupakan sarana akses kesehatan terjangkau bagi masyarakat.

"UHC adalah konsep cakupan kepesertaan semesta yang bertujuan untuk memastikan bahwa semua individu dan komunitas memiliki akses yang setara dan terjangkau ke layanan kesehatan dan terlindungi dengan sistem jaminan kesehatan nasional," ujarnya kepada Kompas.com, Senin (21/8/2023).

Pria yang akrab disapa Ardi itu menjelaskan, keberadaan UHC memastikan semua orang mendapatkan hak atas jaminan kesehatan tanpa memandang status sosial, ekonomi, atau geografis mereka.

Di Indonesia, menurut dia, konsep UHC ini diwujudkan melalui program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Peserta yang terdaftar sebagai peserta JKN berhak mendapatkan bantuan saat menjalani pengobatan.

"Program JKN ini dikelola oleh BPJS Kesehatan demi tercapainya jaminan kesehatan semesta atau Universal Health Coverage (UHC)," lanjutnya, Ardi menyebut, program ini dibuat dengan target memberi perlindungan kesehatan bagi minimal 98 persen orang Indonesia dari total penduduk tahun 2024.

Hal tersebut sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020–2024.

Namun, saat ini tetap masih ada warga yang belum memiliki atau mendaftarkan diri ke program buatan BPJS Kesehatan tersebut.

GridPop.ID (*)