GridPop.ID - Kasus kematian Dante hingga kini masih terus diselidiki oleh pihak kepolisian.
Seperti diketahui, Dante merupakan anak pemain FTV Tamara Tyasmara dan DJ Angger Dimas.
Dante meninggal dunia usai ditenggelamkan oleh kekasih Tamara Tyasmara di kolam renang.
Sementara itu, kondisi psikologis orang tua Dante akan dilakukan pemeriksaan oleh pakar.
Melansir dari Kompas.tv, Penyidik dari Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya telah berkolaborasi dengan Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia (Apsifor) untuk melakukan pemeriksaan psikologis terhadap kedua orang tua Dante, yaitu Tamara Tyasmara dan Angger Dimas.
Pemeriksaan psikologis forensik ini bertujuan untuk mengeksplorasi lebih dalam motif serta aspek-aspek lain dalam kasus pembunuhan tersebut.
Seperti kemungkinan keterlibatan pihak lain serta untuk mengklasifikasi status tersangka, saksi, atau korban.
Selain itu, pemeriksaan ini juga dimaksudkan untuk memperkuat keterangan dan bukti-bukti yang ada agar dapat memberikan gambaran yang lebih jelas dalam persidangan kasus pembunuhan Dante.
Kepolisian telah melakukan pemeriksaan psikologi forensik terhadap Tamara Tyasmara, Angger Dimas, dan tersangka Yudha Arfandi.
Tersangka Yudha telah diperiksa dua kali oleh tim Apsifor, sementara Angger Dimas telah diperiksa pada tanggal 13 Februari 2024, dan pemeriksaan terhadap Tamara masih akan diagendakan oleh tim Apsifor.
"Pemeriksaan psikologi ini untuk menggali motif apakah ada kaitan dengan tersangka pelaku. Tentu data dari hasil pemeriksaan bisa digunakan oleh kepolisian untuk semakin membuat terang perkara," ujar Kasandra dalam program Kompas Petang KOMPAS TV, Sabtu (17/2/2024).
Psikolog Klinis Forensik Kasandra Putranto menyatakan bahwa pemeriksaan forensik juga mencari informasi mengenai perilaku saksi atau tersangka sebelum atau setelah peristiwa tersebut.
Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara perilaku mereka dengan motif pembunuhan dan hilangnya korban.
Selain itu, tim Apsifor juga akan meneliti lebih lanjut mengenai fakta bahwa Tamara Tyasmara mengunjungi kolam renang, lokasi pembunuhan, sebelum peristiwa pembunuhan terjadi.
"Sejauh ini tersangka pelaku yang ada di kolam yang sama sudah kan diperiksa, ibu dari korban juga diperiksa. Diharapkan pemeriksaan psikologi forensik ini bisa memperoleh data lengkap untuk memperjelas posisi korban atau indikasi korban tidak langsung, yakni ibu dari korban, atau indikasi lain," ujarnya.
Raden Andante Khalif Pramudityo atau Dante ditemukan tewas tenggelam di kolam renang Taman Air Tirta Mas (Palem Indah) Pondok Kelapa, Duren Sawit, Jakarta Timur, pada Sabtu (27/1/2024).
Yudha Arfandi, kekasih ibu Dante, telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Ditreskrimum Polda Metro Jaya dan dijerat dengan pasal berlapis, termasuk pasal yang mengancam dengan hukuman mati.
Bukan Pertama Kali, Dante Pernah Tenggelam hingga Alami Trauma
Ternyata, kejadian tenggelam di kolam bukanlah yang pertama kali dialami oleh Dante, anak Tamara Tyasmara.
Melansir dari Tribunnews.com, Dante sebelumnya pernah tenggelam di sebuah hotel yang menyebabkan dia mengalami trauma.
Guru Dante di Yayasan & Parents Relation Janitra Bina Manusa School mengungkapkan bahwa Dante tampak ketakutan dan kurang percaya diri saat mengikuti sesi pembelajaran renang di sekolah.
Ketika sesi renang pertama kali diadakan di sekolah, Dante menunjukkan ketakutannya dan enggan melepaskan diri dari pelukan gurunya.
Baca Juga: Gerak Gerik Mencurigakan Yudha Arfandi saat Benamkan Dante, Sempat Panik Dilihat Penjaga Kolam
"Saat pertama kali awal kala sesi renang diadakan di sekolah Dante sangat ketakutan dan tidak mau lepas dari pelukan gurunya," kata Wani Siregar selaku Ketua Yayasan & Parents Relation Janitra Bina Manusa School dilansir dari Tribun Seleb.
Ketakutan tersebut terjadi tidak hanya sekali, tetapi setiap kali Dante mengikuti pelajaran renang.
Meskipun begitu, Dante tetap mencoba dengan gigih mengikuti pelajaran renang meskipun kurang percaya diri.
"Tapi Dante masih terlihat kurang percaya diri untuk berenang, meskipun sudah dengan panduan dari coach nya maupun dengan menggunakan swimming board," jelas Wani.
"Dante memilih untuk melihat keadaan kolam dan kondisi teman-temannya bermain di kolam sebelum akhirnya siap dan mau untuk berada dalam air," lanjutnya.
Dante terlihat memilih untuk melihat-lihat dan mengamati keadaan kolam serta teman-temannya yang bermain di dalam kolam dengan pelatihnya sebelum akhirnya bersedia untuk masuk ke dalam air.
“Setelah beberapa lama mengobservasi, baru kemudian Dante akhirnya memutuskan siap dan mau untuk masuk ke dalam air,” tutur Wani.
Wani juga mengungkap bahwa Dante selalu menjadi peserta paling akhir dalam sesi renang.
Meskipun kejadian di kolam sekolah tidak pernah buruk, namun Dante mengalami rasa takut dan ketidaknyamanan terhadap kolam.
Karena menurut penjelasan dari ibunya, Dante pernah mengalami insiden tenggelam saat berenang di sebuah hotel.
Akan tetapi, penyebab pasti dari trauma yang dialami Dante tidak dapat dipastikan.
"Di kolam sekolah Dante tidak pernah mengalami hal buruk. Namun untuk rasa takut dan tidak nyamannya Dante terhadap kolam menurut penjelasan dari Ibu Tamara, Dante pernah mengalami insiden tenggelam saat berenang di hotel," tutur Wani.
Baca Juga: Akui Berteman dengan Yudha Arfandi, Raffi Ahmad Tanggapi Kasus Kematian Dante
(*)