Find Us On Social Media :

Viral di TikTok Istilah Soft Saving, Tren yang Dipimpin Gen Z, Ketahui Maknanya Berikut Ini

By Luvy Octaviani, Rabu, 13 Maret 2024 | 08:14 WIB

arti istilah soft saving

GridPop.ID - TikTok merupakan salah satu aplikasi yang banyak digunakan.

Tak heran jika banyak istilah-istilah baru yang kemudian muncul setelah viral di TikTok.

baru-baru ini, istilah soft saving menjadi viral.

Lalu apa artinya? berikut ini penjelasannya.

Soft saving berfokus pada lebih sedikit beban pada mengatur keuangan dan lebih sedikit tekanan pada investasi.

Melansir dari laman kompas.com, Soft saving menolak apa yang dikejar oleh generasi-generasi sebelumnya dalam siklus naik-turun, sukses atau gagal.

Dalam banyak hal, sikap tersebut dicontohkan oleh gerakan FIRE, yang merupakan singkatan dari financial independence, retire early alias “kemandirian finansial, pensiun dini."

Dalam Prosperity Index Study yang dilakukan oleh Intuit, Gen Z memimpin tren ini.

Mereka memiliki pendekatan yang lebih lembut terhadap kehidupan dan keuangan.

Menurut penelitian, 3 dari 4 Gen Z mengatakan mereka lebih memilih kualitas hidup yang lebih baik daripada uang ekstra di bank.

Artinya, daripada berusaha lebih keras untuk mendapatkan promosi jabatan, mencari pekerjaan tambahan, atau memotong semua pengeluaran yang tidak diperlukan, yang lebih penting adalah mencapai keseimbangan kehidupan kerja, menekuni hobi, dan menikmati hal-hal seperti liburan.

Baca Juga: Istilah Boreout Viral di TikTok, Populer di Dunia Kerja, Ini Arti dan Cara Mengatasinya

Gen Z yang baru memulai perjalanan finansial telah terkena dampak dari lingkungan ekonomi yang bergejolak, seperti pandemi, inflasi yang meningkat, gaji pas-pasan, fluktuasi suku bunga, dan lainnya.

Menurut Consumer Affairs, gen Z memiliki daya beli 86 persen lebih rendah dibandingkan generasi Baby Boomers di usia 20-an.

Namun ketidakpastian ekonomi tidak hanya memengaruhi cara kita membelanjakan uang, menabung, dan berinvestasi saat ini.

Hal ini juga mempengaruhi cara kita memandang masa depan.

Hampir tiga perempat Gen Z dari studi Intuit mengatakan perekonomian membuat mereka ragu-ragu untuk menetapkan tujuan keuangan jangka panjang, dan dua pertiga Gen Z tidak yakin mereka akan memiliki cukup uang untuk pensiun.

Sokunbi menyarankan agar kita mencapai keseimbangan antara kebahagiaan jangka pendek dan keamanan finansial jangka panjang.

“Masa depan tidak dapat diprediksi, namun rata-rata kita hidup lebih lama dibandingkan generasi sebelumnya, dan kita harus mampu menjaga masa depan kita,” kata Sokunbi.

“Sangat mungkin untuk melakukan pendekatan soft saving dan tetap menyisihkan sesuatu untuk masa depan," ungkap dia.

Gen Z mempunyai gagasan yang berbeda mengenai arti kesejahteraan, dan “kehidupan yang nyaman” adalah bagian dari hal tersebut.

Namun Anda tidak perlu mengorbankan kualitas hidup demi meningkatkan prospek stabilitas finansial, ungkap Bernadette Joy, seorang perencana keuangan.

“Berinvestasi dalam pertumbuhan pribadi dan kesejahteraan mental adalah investasi penting yang harus dilakukan sehingga Anda dapat menginvestasikan uang yang sebenarnya di masa depan,” kata Joy.

Baca Juga: Kata Gembelengan Viral di TikTok, Ada di Lirik Lagu Gundul-gundul Pacul, Ternyata Ini Artinya

“Tetapi pada titik tertentu, harapannya adalah (walaupun membutuhkan waktu bertahun-tahun) bahwa investasi pada kesejahteraan mental akan memungkinkan seseorang untuk fokus berinvestasi untuk masa depan," imbuh dia.

Kuncinya adalah menetapkan tujuan yang realistis dan menyimpan apa yang Anda bisa saat Anda bisa.

Sementara itu, Anda dapat meningkatkan pengetahuan keuangan, mempelajari berbagai metode mengatur keuangan, dan lainnya.

Dampak Soft Saving terhadap Keuangan

Melansir dari laman tribuntrends.com, adapun dampak melakukan soft saving terhadap kondisi finansial seseorang antara lain:

1. Kehilangan Kesempatan Investasi Dini

Berbicara mengenai keuangan pribadi, para penasihat finansial sering kali menyarankan pentingnya berinvestasi sejak dini.

Semakin lama berinvestasi pada suatu instrumen, entah saham, properti, dll, maka akan semakin besar keuntungannya.

Jika melakukan soft saving dan mengabaikan untuk menyisihkan keuangan buat masa depan, kamu tentu akan kehilangan kesempatan ini.

Kamu jadi tidak bisa mendapatkan keuntungan berlipat ganda dari berinvestasi.

Misalnya kamu investasi logam mulia yang tahun 2024 harganya Rp1 jutaan, kamu bisa menjualnya dengan harga 2-3x lipat dalam 2-3 tahun ke depan.

Baca Juga: Bukan Sekadar Riasan, Ternyata Ini Arti Tren 'Aku Punya Blush On' yang Lagi Viral di TikTok

Tapi karena fokus ke kesenangan saat ini, kamu harus menunda investasi dan malah tidak jadi beli logam mulia emas karena merasa harganya terlalu mahal nantinya.

2. Hidup Tanpa Tabungan Memicu Stres

Soft saving membuat kita kekurangan tabungan atau bahkan tidak mempunyai sama sekali karena belum memikirkan soal masa depan.

Padahal, hidup tanpa tabungan juga bisa bikin stres, terutama jika pengeluaran bulananmu cukup besar.

Gaji bulanan mungkin cukup untuk memenuhi kebutuhan harian, tetapi tanpa tabungan, bagaimana jika ada keadaan darurat yang menuntutmu membayar tagihan?

Untuk itu demi menghindari dampak finansial di atas, soft saving sebaiknya tidak membuatmu abai berinvestasi dan menabung sejak dini.

Itulah tadi definisi soft saving dan dampaknya. Mudah-mudahan informasi di atas bermanfaat!

GridPop.ID (*)