GridPop.ID - Petir menjadi salah satu kejadian alam yang harus diwaspadai.
Pada tiga bulan terakhir, terdapat empat kasus petir yang menyambar dan menewaskan warga di tiga daerah di Sulawesi Selatan.
Dari empat kasus tewasnya korban tersambar petir, semuanya terjadi saat juhan mengguyur wilayah tempat kejadian.
Berikut GridPop.ID rangkum empat peristiwa kejadian petir yang terjadi dan menelan korban jiwa.
1. Korban Prajurit TNI AD
Melansir dari kompas.com (15/1/2019), seorang anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) bernama Peltu Onik tewas tersambar petir, Senin (14/1/2019) pukul 16.00 WITA. Tiga rekannya dalam keadaan kritis.
Saat itu, mereka baru saja memimpin latihan Siswa Sekolah Calon Bintara (Secaba) TNI Angkatan Darat di lokasi pelatihan Secaba TNI AD di pegunungan Desa Nirannuang, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Empat korban tersebut yaitu Peltu Onik, Pelda Andi Safri, dan Serka Basri serta Koptu Saiful yang merupakan pelatih Secaba TNI AD bernaung di gubuk persawahan pasca-latihan.
"Terjadi pasca-latihan, keempatnya melakukan cek akhir memantau lokasi latihan namun dan pada saat yang bersamaan, hujan deras disertai petir melanda dan keempatnya bernaung di gubuk sawah," kata Kepala Penerangan Daerah Militer (Kapendam) XIV/ Hasanuddin Kolonel Infanteri Alamsyah saat dikonfirmasi, Selasa (15/1/2019).
Baca Juga : Ngeri, Pria Ini Gambarkan Kehidupan Alam Baka Usai 7 Menit Mati Suri!
Ketiga korban kritis saat ini masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit Pelamonia Makassar.
Sedangkan jenazah Peltu Onik telah disemayamkan di rumah duka di Dusun Berdikari Satu, Desa Mataallo, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa.
2. Korban Petir di Maros
Melansir dari Tribun Timur, seorang petani bernama Muh Subhan alias Itung (41) di Dusun Bonton Romba, Desa Bonto Matene, Kecamatan Mandai, Maros, Sulsel tewas tersambar petir pada Rabu (5/12/2018) lalu.
Insiden itu terjadi pukul 16.30 WITA saat hujan deras disertai angin kencang dan petir yang melanda Maros.
Petani lainnya, Ambo Upe (49) menjelaskan, sebelum tewas, Itung bersama sang istri, Nurlinda (37) dan putranya Rifki (14), sedang berada di sawah untuk menanam bibit padi.
Baca Juga : Buaya yang Terkam Deasy Tuwo Dibius Sampai Lemas dan Terpaksa Dibopong 20 Orang Sekaligus, Ini Videonya
Namun tiba-tiba hujan deras turun, sehingga korban dan keluarganya meninggalkan sawah untuk berteduh.
Mereka menuju ke sebuah rumah sawah. Saat itu juga, Ambo Upe juga menuju ke rumah sawah tersebut untuk berteduh.
"Itung disambar petir saat kami sama-sama berteduh di rumah sawah. Saat itu hujan lebat diserai guntur. Saat itu, petir tiba-tiba terjadi dan menyambar Idung," katanya.
Sebelum menyambar Itung, petir tersebut menghantam rumah-rumah sawah. Saat disambar, Itung terlempar sekira tiga meter dan masuk ke sawah.
Ambo Upe, Nurlinda dan Rifki juga terlempar ke area persawahan akibat tekanan petir. Setelah petir menyambar, Ambo Upe, Nurlinda dan Rifki bangkit.
"Kami berempat di rumah-rumah, semua terlempar. Saat sudah petir, saya, istri Itung dan anaknya cepat bangkit. Saat itu, kami melihat Itung, masih tersungkur dan tidak bergerak," katanya.
Ambo Upe, Nurlinda dan Rifki panik melihat kondisi Itung. Nurlida histeris dan meninggalkan lokasi persawahan untuk mencari pertolongan.
Tidak lama kemudian, sejumlah warga berdatangan ke lokasi kejadian. Namun kondisi Itung sudah tewas. Warga kemudian mengevakuasi korban ke rumah duka.
Baca Juga : Terancam Hukuman Berat, Dosen PTN Kupang Dikabarkan Rela Ceraikan Istri Sah Demi Mahasiswi Selingkuhannya
Saat mengevakuasi, warga menggunakan peralatan seadanya. Korban dimasukkan ke sarung yang ditopang dengan bambu, lalu digotong sampai ke rumah duka.
"Warga menebang bambu untuk digunakan menggotong korban. Saat sementara perjalanan, warga ramai- ramai membantu kami," katanya.
3. Petani Gowa
Seorang pria beralamatkan di Dusun Tuwini Desa Gantungan, Kecamatan Bajeng Barat, Kabupaten Gowa bernama Muhammad Rusdi Syafar meregang nyawa akibat tersambar petir, Jumat (30/11/2018) petang.
Peristiwa nahas itu terjadi tatkala Rusdi hendak mengambil mesin pompa air di sawahnya. Rusdi sempat diberi pertolongan dan dibawa ke puskesmas, namun nyawa Rusdi tidak tertolong.
Baca Juga : Kisah Legiman Pengemis Kaya, Pendapatan 1 Juta Perhari dan Punya Kekayaan Lebih Dari 1 Miliar!
Rusdi merupakan alumnus Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar Prodi Pendidikan Agama Islam. Rusdi menyelesaikan studi S1-nya dua bulan lalu.
"Padahal dia baru-baru sarjana kodong dua bulan lalu," kata Rahman, paman korban kepada Tribun Timur.
Peristiwa nahas tersebut bermula ketika Rusdi ingin mengambil mesin pompa air di area persawahan milik ayahnya.
Untuk itu, Rusdi meminta izin kepada ayahnya, Syafaruddin. Satu jam kemudian, sang ayah merasa cemas lantaran Rusdi tak kunjung pulang.
Sang ayah pun memutuskan untuk mencari Rusdi dengan menyusuri persawahan, bersama keluarga lainnya.
Tiba di persawahan, sang ayah telah menemukan putranya Rusdi Syafar sudah tergeletak di samping mesin air.
Badan Rusdi penuh luka bakar mulai dari bagian leher, dada serta perut.
4. Warga Sibulue, Bone
Korban meninggal akibat tersambar petir saat hujan deras juga menimpa seorang petani di Desa Polewali Kecamatan Sibulue Kabupaten Bone, Jumat (30/11/2018) sore.
Korban diketahui bernama Sukardi alias Suka (45), warga Dusun Kessi Desa Polewali Kecamatan Sibulue, Sukardi.
Informasi yang dihimpun tribunbone.com, korban tewas tersambar saat membajak sawah dengan menggunakan traktor.
"Saat hujan deras semua tetangga sawah korban istirahat, tetapi almarhum ini tetap membajak sawah, saat itu memang sedang hujan disertai petir," kata tetangga korban A Batti yang dikonfirmasi tribunbone.com melalui telepon.
Korban diketahui tewas seketika di area persawahan miliknya.
"Kemudian korban tersambar petir dengan kondisi tubuh korban hangus dan meninggal di lokasi," jelasnya. (*)
Source | : | Kompas.com,Tribun Timur |
Penulis | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Editor | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Komentar