GridPop.id - Belakangan, warganet dihebohkan dengan video viral jenazah yang ditandu 60 KM.
Warga harus menandu jenazah dengan berjalan kaki lantaran terbatasnya infrastruktur.
Tidak hanya membuat heboh warga sekitar, peristiwa tersebut juga membuat geger dunia maya.
Baca Juga : Viral Video Insiden Panggung Pengantin Roboh, Ini Penjelasan Petugas
Dikutip dari Tribun Video (12/2), sebuah video menampilkan warga menggotong jenazah viral di media sosial.
Video tersebut diunggah di akun Teofilus Putra Rampi pada Sabtu (9/2/2019) lalu.
Pada video nampak sejumlah warga membawa jenazah yang diketahui bernama Renti Wuhi.
Baca Juga : Geger Pengantin Tercebur ke Sungai Karena Panggung Roboh, Para Tamu Undangan Histeris!
Video tersebut menjadi viral karena jenazah tersebut ditandu warga berjalan kaki sejauh kurang lebih 60 KM.
Jenazah Renti ditandu dari Tobada, Sulawesi Tengah menuju Desa Tedeboe, Kecamatan Rampi, Sulawesi Selatan.
Renti diketahui meninggal dunia saat dirawat di RS Andi Djemma Masamba pada Rabu (6/2/2019).
Pihak keluarga dibantu Camat Rampi, Suryadi Djafar, membawa jenazah Renti menggunakan ambulans dari Desa Tobada, Kabupaten Poso Sulawesi Tengah.
Perjalan dari Masamba ke Tobada memakan waktu sekitar 8 jam menggunakan kendaraan.
Diketahui Tobada merupakan akses terdekat menuju Desa Tedeboe, tempat tinggal Renti.
Jarak Tobada ke Desa Tedeboe sekitar 60 KM dan hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki.
Baca Juga : Usia Kandungan Anak Ke-2 masuk 32 Minggu, Putri Titian Ngaku Belum Beli Perlengkapan dan Memilih Rumah Sakit
Pasalnya, belum ada akses jalan yang dapat dilalui roda empat.
Jenazah tersebut terpaksa ditandu karena akses jalan yang sulit.
Warga yang hendak ke Masamba harus membayar mahal transportasi kendaraan roda dua berupa ojek.
Kendaraan roda empat belum bisa masuk karena akses yang tak memadai.
Sementara untuk jasa ojek, warga harus merogoh kocek mencapai Rp 1 juta hingga Rp 1,5 juta.
Selain itu, tidak memungkinkan membawa jenazah dari Tobada menuju Tedeboe menggunakan motor.
Jadi jenazah pun harus ditandu berjalan kaki dari Tobada ke Tedeboe kurang lebih 18 jam tanpa istirahat.
Warga pun berjalan kaki menyusuri jalan setapak di tengah hitan.
Setelah dibawa ke Masamba menuju Tobada menggungakan ambulans, jenazah Renti dibawa warga kaki dari Tobada ke Tedeboe.
Baca Juga : Suaminya Pernah Dekat dengan Syahrini, Ashanty Tak Akan Melarang Anang Terbang ke Jepang Hadiri Pernikahan
Dikutip dari Tribun Lampung, Roy Pathibang, perwakilan watga Rampi dan orang yang merekam video jenazah Renti ditandu mengaku hal etrsebut bukanlah yang pertama kali.
Setidaknya kejadian serupa telah terjadi sekitar 10 kali karena terbatasnya akses.
Warga Rampi pun berharap pemerintah pusat khususnya Presiden Joko Widodo memperhatikan mereka dan dapat membangun akses yang layak bagi warga Rampi yang terisolir.
"Kami di Rampi kurang tersentuh pembangunan, warga pun menyebut mereka 'belum merdeka' karena kurangnya perhatian pemerintah," ujar Roy.
Baca Juga : Hamil di Luar Nikah dan Dicerai Ariel NOAH, Begini Penampilan Sarah Amalia Usai Berhijrah
"Padahal di kota-kota besar sudah ada akes jalan, tapi terus dilakukan pembangunan dan ditinggkatkan pembangunannya, sementara kami yang di pelosok hanya memerlukan akses sekitar 60 km tak diperhatikan," ujar Roy.
Keberhasilan pemerintahan Jokowi membangun jalan tol di sejumlah wilayah di Indonesia pun menimbulkan kecemburuan bagi warga Rampi.
"Pak presiden bangun jalan tol di Jawa, kami juga ingin dibuatkan akses jalan, tapi tak diperhatikan," tutur Roy.
Baca Juga : Lincah dan Cerewet, Nostalgia Agnez Mo saat Bawakan Acara Tralala Trilili
Bersamaan dengan viralnya kisah jenazah ditandu di desa Tedeboe ini, warga Rampi berharap pemerintah pusat dapat memberikan perhatian khusus.
Warga berharap pemerintah dapat membangun akses jalan di wilayah Rampi agar warga turut merasakan meratanya pembangunan. (*)
Penulis | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Editor | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Komentar