GridPop.ID - Sunarti, wanita penderita obesitas asal Karawang, Jawa Barat, menghembuskan nafas terakhir di rumahnya, Sabtu (2/3/2019).
Sunarti meninggal dunia tak lama setelah wanita berbobot 148 kilogram pulang dari Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Jumat (1/3/2019).
Saat itu, dokter memperbolehkan Sunarti pulang karena kondisinya sudah membaik dan normal setelah menjalani operasi gastric bypass pertengahan Februari lalu.
Baca Juga : Masih Ingat Sosok Arya Permana, Anak Obesitas dengan Berat Hampir 2 Kuintal? Begini Kabar Terbarunya!
Melansir dari Tribun Jabar (5/3), Direktur Utama RSHS Nina Susana Dewi mengatakan saat Sunarti datang, pihaknya langsung membentuk tim yang dirujuk dari Rumah Sakit Umum Daerah Kawarang untuk menangani penyakitnya.
"Pasien Bu Sunarti dirawat mulai 1 Februari 2018, sejak awal kami sudah membuat satu tim yang terdiri dari 18 dokter sub spesialis, dua dokter spesialis, dari 11 KSM Departemen," ujar Nina saat ditemui Tribun Jabar di RSHS Bandung, Senin (4/3/2019).
Pihaknya pun menyadari dalam menangani Sunarti memakan biaya yang cukup banyak.
Baca Juga : Begini Kondisi Titi Wati yang Obesitas 350 Kg Usai Operasi Saluran Pencernaan, Kurusan?
Namun pihaknya berkomitmen tetap melayani secara optimal dan fokus pada keselamatan pasien.
"Dari awal penyakit yang diderita oleh ibu Sunarti akan memakan biaya banyak tapi kami sejak awal rapat pertama sudah berkomitmen akan tetap melayani secara optimal dan fokus pada keselamatan pasien, tidak melihat paket BPJS dan sebagainya," ujar Nina.
Pada 18 Februari 2018, pasien Sunarti menjalani operasi.
"Kami telah melakukan suatu operasi gastric bypass. Yaitu berupa tindakan pengecilan lambung, alhamdulillah operasinya berjalan lancar," ujarnya.
Selanjutnya, kata Nina, pada 1 Maret 2019, tim medis menyatakan Sunarti aman untuk dipulangkan dari hasil pengecekan.
"Saat itu kondisi tensinya bagus, nadi bagus, respirasinya semuanya bagus. Bahkan Sunarti sudah bisa duduk tegak 90 derajat dan sudah bisa mentoleransi kalori makanan 450/hari," ujarnya.
Sementara itu, tim medis juga memberikan obat-obatan dan edukasi asupan makanan sesuai kebutuhannya.
"Tim medis menyatakan kondisi tersebut bisa dilakukan perawatan secara mandiri di rumah dan tentu dengan memberikan obat dna edukasi bagaimana cara memberikan pola makan atau asupan," ujar Nina.
Melansir dari kompas.com, Dokter Penanggung Jawab Pasien RSHS Ervita Ritonga mengatakan, pihak rumah sakit sempat menghubungi suami Sunarti, saat Sunarti tiba di rumah.
Pihak rumah sakit sempat menanyakan apakah ada keluhan yang dirasakan Sunarti setelah keluar dari rumah sakit.
"Saya kontak suaminya, saya hanya menanyakan pada suaminya bagaimana apakah sejak pulang sampai ke rumah ada keluhan? Kata suaminya tidak ada keluhan," ujar Ervita usai keterangan pers di RSHS Bandung, Senin (4/3/2019).
Ervita mengtakan, sebelum pulang, dokter RSHS menyampaikan pesan khusus kepada keluarga dan Sunarti terkait pentingnya asupan makanan, masalah mobilisasi Sunarti, serta tanda-tanda yang harus diwaspadai seperti sesak nafas, nyeri dada, dan tidur yang terlalu dalam.
"Itu hal yang perlu diwaspadai dan kalau itu terjadi pasien harus dibawa ke rumah sakit terdekat," katanya.
Meski dokter menyatakan Sunarti bisa pulang, Sunarti masih harus menjalani kontrol sampai dua pekan.
"Seharusnya kontrol bisa cepat ya, satu sampai dua minggu terutama masalah penyakit dalamnya karena banyak komorbidnya. Kita perlu tahu juga asupan makan, tapi karena jarak, keluarga meminta awal (kontrol) ke RSUD Karawang dulu nanti setelah satu bulan kemudian datang ke poliklinik RSHS untuk kontrol," katanya.
Masih melansir dari kompas.com, sebelum meninggal dunia, Sunarti sempat meminta maaf kepada suami, saudara, dan tetangga.
Baca Juga : Ngeri! Detik-detik Menegangkan Seorang Nenek yang Tetap Tenang Meski Dipatuk Ular Piton di Kamarnya
"Dia minta maaf kepada suami dan saya," ujar Siti Aisyah, tetangga Sunarti, kepada Kompas.com, di rumahnya Perum Terangsari, Desa Cibalongsari, Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang, Senin (4/3/2019).
Siti menyebut, permintaan maaf tersebut disampaikan karena suami dan saudaranya telah banyak membantu selama Sunarti dirawat.
Siti mengatakan, ia bersama suami Sunarti dan ketua RT setempat ikut menjemput Sunarti di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung pada Jumat (1/2/2019) siang.
Baca Juga : Viral Video Ruqiyah Seorang Wanita yang Disantet Sang Mantan Karena Menikah dengan Orang Lain!
"Saya ditelepon untuk menjemput bersama ketua RT. Beliau diminta keluar rumah sakit jam 10.00 WIB. Namun karena mengurus obat, administrasi dan lainnya, keluar sekitar jam 14.00 WIB. Sekitar pukul 17.00 WIB baru sampai rumah," katanya.
Sunarti saat itu masih bisa mengobrol, bahkan bercanda. Ia juga sempat dibaluri minyak.
"Sempat ngobrol seperti biasa. Kami (para tetangga) ada di sini (rumah Sunarti) sampai pukul 03.00 WIB. Kami ngobrol di luar, sementara dia (Sunarti) dan suami di dalam," katanya.
Selang waktu satu jam, suami Sunarti, Ahmad Yani, memanggil-manggil Siti.
"Teh, Narti udah nggak ada (meninggal dunia)," kata Siti menirukan perkataan Yani. (*)
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com,Tribun Jabar |
Penulis | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Editor | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Komentar