Nasibnya beruntung karena sesaat kemudian setelah ia pergi, sebuah bom meledak menghancurkan gereja di saat umat tengah sembayang.
"Saya biasa datang misa di sini," ujar Dilip yang datang lagi ke gereja tersebut sehari setelah kejadian.
Baca Juga : Pembantaian di Depan Mata, Keluarga Ini Selamat Lantaran Enggan Keluar Kamar Hotel
"Kemarin (Minggu) saya dan istri tiba pukul 07.30, tetapi gereja sudah penuh, tak ada lagi tempat. Saya tidak ingin berdiri sepanjang misa jadi saya pergi ke gereja lain," kata Dilip.
Diketahui, istri Dilip juga lolos dari maut.
Namun, tujuh anggota keluarganya, termasuk para ipar dan cucu, saat Minggu Paskah lalu memilih tetap di Gereja St Sebastian.
Baca Juga : Dalam Kondisi Mabuk, Perempuan Ini Lahirkan Seorang Bayi yang Darahnya Penuh Alkohol
Karena di dalam geraja penuh, keluarga Dilip duduk di luar gereja.
Di saat itu, keluarga Dilip pun sempat melihat seorang pria yang diyakini sebagai pelaku bom bunuh diri.
"Di akhir misa, mereka melihat seorang pemuda masuk ke gereja dengan sebuah tas besar," ujar Dilip.
"Dia sempat memegang kepala cucu saya sembari lewat. Dia pelaku pengeboman," kata dia.
Sikap pemuda asing itu pun sempat menimbulkan tanya, di mana ia masuk ke gereja di saat misa hampir usai.
Source | : | Kompas.com,AFP |
Penulis | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Editor | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Komentar