"Lima ahli gempa dari Jepang ke Mentawai. Mereka memprediksi ada gempa yang masih mengendap. Kekuatannya 8,9 SR. Tapi, kalau gempa sering terjadi, gempa besar itu tidak akan terjadi. Kita harus mempersiapkan diri," tambah Nasrul Abit.
Baca Juga : Tak Lolos ke Senayan, Keluarga Beberkan Masa Lalu Mulan Jameela yang Berjualan Kain untuk Menyambung Hidup
Lanjut Nasrul, gempa itu menjadi sinyal untuk waspada bagi warga Sumatera Barat dan Bengkulu, terlebih yang berada di tepi pesisir barat Sumatera.
Sehingga, kata Nasrul, masyarakat yang berada di radius 2,5 kilometer dari bibir pantai harus mengungsi.
"Jika gempa berpotensi tsunami itu terjadi, mau tidak mau sampai juga ke Mukomuko. Pantai barat ini mesti waspada terutama gempa dan tsunami. Kita berdoa agar gempa ini tidak terjadi. Di Sumatera Barat, kita sudah sampaikan jika terjadi gempa selama 30 detik maka masyarakat harus mengungsi," terangnya.
Untuk itu, Nasrul mengharapkan adanya edukasi untuk segala lapisan masyarakat, baik orang tua, dewasa, remaja hingga anak-anak.
Gempa berdampak gelombang tsunami ini merupakan peringatan dini bagi masyarakat agar dapat waspada.
"Kabupaten Mukomuko juga harus siap dengan bencana. Ini peringatan dini untuk kabupaten Mukomuko, agar dapat waspada," sampai Nasrul.
Source | : | Kompas.com,Tribun Style,Tribun Jogja |
Penulis | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Editor | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Komentar