Saat itu, ia hidup bersama anaknya, Ginem (53), anak ke-18 dari istri yang keenam.
Sejak 1990-an, mereka tinggal di lereng Gunung Kelud atau tepatnya di Gunung Gedang yang lebih dikenal dengan Candi Wringin Branjang, yaitu candi yang diperkirakan peninggalan Kerajaan Majapahit.
Bahkan, candi yang bangunannya mirip Candi Penataran itu disebut-disebut ditemukan pertama kali oleh Mbah Arjo pada 1990.
"Sejak saya tinggal di sini (1990-an), ya ini rumah saya. Ini saya tempati dengan anak perempuan saya," tutur Mbah Arjo saat ditemui di rumahnya, Minggu (14/1/2018).
Setahun tak bisa jalan, Mbah Arjo tidak juga tidak bisa beraktivitas.
Meski tinggal di tengah hutan, Mbah Arjo tak kesulitan air bersih karena rumahnya dekat dengan sungai.
Untuk makanan, ia mengandalkan sayur yang ditanam sendiri, seperti daun singkong dan bayam.
Untuk beras, ia mengatakan mendapat jatah beras raskin dari pemerintah.
"Kalau enggak dapat jatah beras, ya saya sudah biasa cukup minum air putih saja," katanya.
Source | : | Kompas.com,Tribun Jatim |
Penulis | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Editor | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Komentar