Tak lupa, Luhut Pandjaitan juga memberikan pesannya untuk semua orang yang masih menjalani kehidupan.
"Bagi saya, pada akhirnya hidup adalah tentang bagaimana kita bisa berbagi dengan orang lain, berbuat baik kepada orang lain. Hidup begitu singkat, untuk apa kita berbuat curang atau culas," tuturnya.
"Buat apa juga kita senang membuat permusuhan atau membuat orang lain menjadi susah. Termasuk dalam hidup bernegara, untuk apa juga kita membuat perkara atau keributan terus menerus," tulisnya.
Ia juga mengajak untuk mendoakan SBY beserta keluarga menghadapi kepergiaan Ani Yudhoyono.
"Selain itu saya juga melihat keteladanan SBY sebagai seorang suami yang mau terus mendampingi istrinya sampai akhir, mengesampingkan kesibukannya selama 4 bulan terakhir ini," tulisnya.
"Terakhir, saya mengajak kita semua untuk mendoakan Pak SBY dan keluarga, supaya diberi kekuatan. Manusia hanya bisa berencana, tapi kehendak Tuhan yang jadi," tutupnya
Sebagaimana diketahui, Ani Yudhoyono meninggal dunia di National University Hospital, Singapura, Sabtu (1/6/2019), pukul 11.50 waktu setempat.
Kondisi terakhir kesehatan Ani Yudhoyono sempat mengalami penurunan hingga harus dirawat di ruang Intensif Care Unit (ICU).
Selama empat bulan terakhir, Ani Yudhoyono berjuang melawan kanker darahnya hingga menghembuskan napas terakhir. (*)
Source | : | Kompas.com,Facebook,Tribun Bogor |
Penulis | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Editor | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Komentar