Berdasarkan kesaksian warga, pelaku merupakan pribadi yang tertutup seusai lulus dari SMA.
Baca Juga: Terungkap 5 Fakta Bom Bunuh Diri di Kartasura, Dari Sering Lihat Video Radikal sampai Identitasnya
"(Rofik) tertutup setelah lulus SMA, biasanya dulu ke masjid tapi sekarang nggak pernah," ungkap Kepala Dusun Kranggan Kulon, Suldamanto (51), dikutip Grid.ID dari Tribun Solo.
Selain itu, Rofik juga disebut tak memiliki pekerjaan tetap.
"Pekerjaannya engga tetap. Pekerjaannya terkadang tulup (menangkap) burung. Sempat jualan gorengan juga" tambahnya.
Punya penghasilan yang tak tetap, seakan tak mengurungkan niatnya untuk merakit bom.
Dikutip dari Kompas.com, kedua orang tua Rofik Asharudin sempat diajak ikut baiat untuk ikut sebagai pelaku teror bom namun keduanya menolak.
"Kedua orang tuanya sempat diajak, namun menolak," kata Kapolda Jawa Tengah (Jateng) Irjen Rycko Amelza Dahniel usai melaksanakan salat Id, di Semarang, Rabu (5/6/2019).
Baca Juga: Bom Bunuh Diri di Sukoharjo Incar Polisi, Pelaku Sengaja Cari Titik Lelah, Apa Maksudnya?
Menurut dia, kedua orang tua pelaku mengetahui aktivitas yang dilakukannya dan bahkan sempat memperingatkannya.
Source | : | Kompas.com,Grid.ID,Tribun Solo, kompas.com |
Penulis | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Editor | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Komentar