Anak pasangan Muhtadi dan Sukinem itu diketahui aktif berkomunikasi melalui media sosial dengan pimpinan ISIS di Suriah sejak 2018.
Setelah dibaiat pada akhir 2018, lanjut dia, pelaku memiliki motivasi untuk melaksanakan perintah jihad.
Kapolda Jateng juga mengatakan bahwa Rofik Asharudin membeli komponen yang dirakit menjadi bom menggunakan uang diminta dari orangtuanya.
"Beli komponen dari uang minta orangtua, belinya dicicil," kata Rofik Asharudin.
Menurut dia, komponen bom yang ditemukan di lokasi kejadian sama persis dengan komponen yang diamankan polisi saat menggeledah rumah pelaku di Kranggan Kulon, Wirogunan, Kabupaten Sukoharjo.
Kapolda Jateng menerangkan bahwa bom yang digunakan pelaku tergolong sebagai "low explosive" dengan bahan baku "black powder".
"Diledakkan secara manual," kata Kapolda Jateng.
Source | : | Kompas.com,Grid.ID,Tribun Solo, kompas.com |
Penulis | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Editor | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Komentar