GridPop.ID - Terdampar di pulau terpencil, kosong, dan tak berpenghuni tetntu tak diinginkan siapapun.
Selain hidup seorang diri, nyawa pun bisa menjadi taruhan bila tak tahu apa yang harus dilakukan.
Semua tak ada, termasuk makanan, rumah, pakaian, dan fasilitas untuk menyelamatkan diri dari bahaya.
Namun, ada kisah unik dari seorang wanita yang terdampar di sebuah pulau tak berpenghuni hingga dirinya ditemukan 18 tahun kemudian.
Seperti apa kisah lengkapnya?
Dikutip GridPop.id dari Medium via Intisari, Jumat 10/5/2019), seorang wanita bernama Juana Maria adalah satu-satunya orang yang memiliki sejarah cukup aneh di dunia.
Kisahnya yang aneh tersebut membuatnya diangkat dalam sebuah buku klasik berjudul Island of The Blue Dolphins, ditulis oleh Scott O'Dell.
Baca Juga: Wanita Keturunan Indonesia Ini Jadi Perempuan Paspampres Pertama di Amerika, Kisahnya Bikin Melongo
Dikisahkan dia adalah seorang wanita muda yang tinggal seorang diri di sebuah pulau di Samudera Pasifik.
Juana Maria dilahirkan pada awal abad ke-19, namun tak diketahui persis kapan dia lahir, menjadi terkenal karena menghabiskan seluruh hidupnya terisolasi dari kontak manusia.
Meskipun pada akhirnya dia ditemukan dalam kesendirian tahun 1853, dengan masa depan yang cukup singkat.
Baca Juga : Baru Nikah, Muzdalifah Meradang Suaminya Sudah Digoda Perempuan Lain: Tolong Jaga Perasaan Istri!
Sejarawan juga hanya mampu mengumpulkan sedikit fakta dan data tentang kehidupan Juana, namun di balik itu semua ada kehidupan tragis yang dilaluinya.
Hanya saja beberapa hal yang diketahui adalah, Juana Maria adalah anggota suku Nicolenos yang tinggal di Pulau San Nicolas salah satu dari Channel Island California.
Mereka tinggal di sekitar sana pada 10.000 tahun, namun sejarah panjang membuat mereka tak bisa melindungi diri dari tragedi.
Baca Juga : Viral Terima Order Antar Jenazah, Begini Pengakuan Mengejutkan Yuni Sopir Grab Garut: Saya Nggak Peduli!
Tahun 1811-1814, Juana kemungkinan masih anak kecil ketika tragedi tersebut.
Sekelompok pemburu menghancurkan penduduk setempat.
Populasi suku yang hanya 300 orang berkurang, pada tahun 1835 dan hanya tersisa 20 roang.
Baca Juga : Pernikahan Bocah 13 Tahun dengan Tiga Macam Hidangan Bikin Heboh, Yang Terjadi Sungguh Tak Disangka-sangka
Kemudian, tahun 1825 suku Juana dipindahkan dari San Nicolas, namun satu hal yang diketahui adalah Juana tidak dipindahkan, dan tertinggal di pulau itu.
Satu alasan yang mungkin adalah, Juana tidak ada ketika proses evakuasi, karena dia keluar mencari anaknya yang hilang.
Kisah lain menjelaskan bahwa Juana melompat dari kapal, karena percaya adiknya masuk di pulau itu.
Baca Juga : Sempat Lampiaskan Emosi dan Hapus Foto Pernikahan, Evi Masamba Kini Malah Sayang-sayangan dengan Suaminya
Namun kapal dengan segera meninggalkan San Nicolas karena badai.
Setelah terdampar di pulau tak berpenghuni sendirian, seorang kapten kapal Peores Nada bernama George Nidever menemukan Juana tahun 1853.
Kemudian dia menulisnya di dalam bukunya Kehidupan dan Petualangan George Nidever, Nidever menggambarkan Juana saat ditemukan sebagai "wanita tua" yang sibuk membuang kotoran ikan paus.
Baca Juga : Persalinannya Dianggap Janggal, Meghan Markle Dituding Berbohong dan Lakukan Konspirasi
Alih-alih melarikan diri saat ditemukan, Juana justru tersenyum dan membungkuk, kemudian berbicara pada mereka dengan bahasa yang tidak bisa dipahami.
"Dia berusia sekitar 50 tahun, wajahnya menyenangkan dia terus tersenyum, pakaiannya terdiri dari satu pakaian kulit," tulis catatan Nidever.
Sulit untuk menjelaskan dampak total dari isolasi terhadap jiwa Juana Maria, namun banyak disebutkan dia berburu anjing laut dan bebek, hingga membuat rumah sendiri.
Baca Juga : Mengaku Sering Sakit-sakitan, Begini Kisah Tukang Sol Sepatu Berusia 98 Tahun yang Cari Uang Demi Keluarga
Saat penyelamat tiba tahun 1853, dia ditemukan telah membangun gubuk dari tulang ikan paus yang dan mungkin juga tinggal di gua di sekitaran lokasi itu.
Dia jelas tidak bisa berkomunikasi dengan siapa pun, dan tidak bisa dipahami, karena itu dia tidak bisa memberitahukan kisahnya yang mengerikan.
Sampai saat itu para ilmuwan tidak mengetahui bahasa apa yang digunakan oleh Juana Maria.
Dengan ditemukannya Juana, hal itu juga memperkuat fakta bahwa Juana Maria adalah anggota suku terakhir yang ditemukan masih hidup.
Tetapi, setelah ditemukan dan melakukan kontak dengan manusia lagi tahun 1853, dia hanya bisa menikmati 7 minggu waktu yang cukup singkat.
Selama hidup terisolasi, kekebalan tubuhnya cukup rentan, dia mengidap disentri dan meninggal secara tragis pada 19 Oktober 1853.
Pada dasarnya dia tidak pernah meninggalkan petunjuk apapun keculai misteri di belakangnya.
Baca Juga : Eggi Sudjana Dijerat Pasal Keonaran Usai Jadi Tersangka Dugaan Makar Atas Seruan People Power
Keunikan lainnya, bahwa tidak seorang pun mengetahui nama aslinya.
Hanya saja, para pendeta Katolik memberinya nama Juana Maria setelah dia dibawa ke Mission Santa Barbara.
Sedangkan di Pulau Lumba-lumba Biru ia dinamai "Karana", namun tak ada bukti sejarah yang menyebutkan nama aslinya.
Beberapa benda yang dibawa bersamanya dari Pulau San Nicolas adalah jarum tulang yang mungkin digunakannya untuk membuat baju.
Sayangnya benda-benda itu disimpan di San Francisco dan hancur oleh gempa bumi pada tahun 1906, selain itu bajunya juga menghilang, setelah dikirim ke Vatikan.
Hal itu seolah membuat semua jejak dan sejarahnya telah menghilang dari muka bumi kecuali kisah-kisah tentangnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Intisari dengan judul "Kisah Seorang Wanita yang Terdampar di Pulau Tak Berpenghuni Selama 18 Tahun, Begini Kondisinya Saat Ditemukan"
Source | : | Medium,intisari |
Penulis | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Editor | : | Grid. |
Komentar