Bukan hanya sering menampakkan diri, buaya juga pernah menyerang warga yang beraktivitas di sungai sekitar desa.
Saat air sungai surut selama musim kemarau, buaya Sinyulong itu pun lebih intens terlihat oleh warga.
Teror-teror itulah yang menyebabkan warga menembak mati buaya tersebut.
Setelah hewan buas tersebut mati, para warga juga membedah bagian perutnya guna melihat isinya.
Selain itu, warga ingin memastikan bahwa buaya tersebut yang pernah memangsa salah seorang warga pada Februari 2018 lalu.
Namun tak disangka, isi perut yang ditemukan oleh warga bukan hal yang dicari-cari.
Pasalnya saat dibedah, dalam perut satwa yang berstatus dilindungi itu terdapat sampah plastik.
"Ada ditemukan plastik, karung dan jaring di dalam perutnya. Itu yang melakukan warga waktu buaya itu mati mereka bedah untuk melihat apakah ada tulang belulang manusia," ujar Hefa Edison Tim Penanggulangan Konflik Satwa Liar Balai KSDA Jambi, Selasa (13/8/2019).
Hefa menambahkan bahwa tak ditemukan tulang manusia di dalam perut buaya Sinyulong itu.
"Ada tulang belulang, tapi kemungkinan hewan karena tulangnya kecil," katanya.
Source | : | Kompas.com,Tribun Lampung |
Penulis | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Editor | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Komentar