Namun sangat disayangkan, limbah plastik cukup banyak ditemui di sepanjang aliran sungai Batanghari.
Kondisi ini tak hanya mengancam habitat buaya, namun juga satwa lain.
Baca Juga: Ngeri, Warga Bertaruh Nyawa Lintasi Jembatan Gantung di Atas Sungai Sarang Buaya Raksasa
Untuk itu, kata Hefa Edison, perlu kesadaran masyarakat untuk menjaga Sungai Batanghari, termasuk dari limbah plastik.
Berbicara soal sampah plastik, tentu bukan hal yang baru bagi warga Indonesia sendiri.
Dikutip dari Kompas.com, (19/8), Manager Communication Conservation WWF Indonesia, Dewi Satriani, menyatakan bahwa persoalan sampah plastik di Indonesia ini besar sekali.
Indonesia dikenal sebagai penyumbang sampah ke laut terbesar kedua di dunia setelah China.
"(Sampah) yang di darat lebih banyak lagi dari itu," ujar Dewi ketika dihubungi via telepon pada Selasa (13/8/2019).
Daerah Jakarta sendiri saja menghasilkan 12 ribu ton sampah per hari. Melihat fakta-fakta ini, Dewi berpendapat bahwa sampah merupakan rintangan bersama bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia. (*)
Source | : | Kompas.com,Tribun Lampung |
Penulis | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Editor | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Komentar