Dia tidak tahu mengapa tetangga barunya membuat postingan seolah menuduh I biang masalah ini.
Kabar perkelahian I dengan Fatir selama ini tidak pernah terdengar.
"Saya enggak tahu, yang tahu orangtuanya (korban). Saya enggak pernah lihat sendiri," beber Suparno.
Rahang Tak Bisa Dibuka di Hari Ketiga
Saat Fatir menangis, Ani menghampiri dan mempertanyakan apa yang terjadi pada putranya itu.
Hari pertama pascapemukulan, Fatir muntah-muntah.
"Saya awalnya tidak berpikir anak saya muntah efek tonjokan."
"Saya hanya memberi tolak angin dan minyak kayu putih di badan Fatir," ia menambahkan.
Hari berikutnya pascapemukulan, Fatir tak bisa jangankan mengangkat, menggerakkan lengannya tak bisa.
"Setelah saya cek, ternyata ada tiga benjolan di ketiaknya. Saya langsung oleskan freshcare untuk menghilangkan benjolan tersebut," ucap dia.
Fatir tidak dapat membuka rahangnya di hari ketiga dan tidak nafsu makan.
Ani mengira benjolan itu amandel, sementara rahangnya bengkak. Ia sempat memanggil tukang urut.
Tepat pukul 02.00 WIB, Fatir kondisi tambah parah dan kejang-kejang.
Melihat kondisi Fatir, Ani dan suami membawanya ke tukang spesialis syaraf tapi langsung ditolak.
Segera saja Ani membawa anaknya ke Rumah Sakit Bekasi tapi tak mau menerima untuk merawatnya.
"Saya langsung bawa ke Rumah Sakit Polri di Kramat Jati, Jakarta Timur."
"Di sana Fatir dirawat dan akhirnya menghembuskan nafas terakhir pada 30 Agustus 2019 atau sekitar pukul 12.00 WIB," ujar Ani.
Source | : | Tribun Jakarta |
Penulis | : | None |
Editor | : | Popi |
Komentar