Memakai almamater Trisakti ia berorasi di Tugu Pahlawan Reformasi.
"Berlinang air mata membaca kronologis 12 Mei 1998," ungkapnya di akun instagramnya.
Di foto lainnya wanita yang pernah dekat dengan Raffi Ahmad itupun membagikan fotonya saat ikut demonstrasi 1998.
Di akun instagramnya ia pun mengingatkan jika demokrasi yang bisa dinikmati masyarakat saat ini tidaklah gratis.
"Air mata sudah mengering, namun luka masih menganga.. Demokrasi kita tidak gratis!" tulisnya.
Oleh karenanya ia mengajak generasi bangsa untuk bersama-sama menjaga Indonesia terutama dari para koruptor. "Korupsi adl cikal bakal pemerintahan yg otoriter," imbuh mantan istri Chico Hakim itu.
Wanita berambut pendek itupun mengajak masyarakat untuk mendoakan para mahasiswa yang gugur karena memperjuangkan reformasi 1998.
Wanda berharap peristiwa Mei 1998 menjadi sejarah kelam Indonesia yang tidak akan terulang lagi untuk kedua kalinya.
"Cukup sampai 1998," tandas wanita yang pernah menjadi anggota DPRD DKI Jakarta itu.
Ini tulisan lengkap Wanda Hamidah di akun instagramnya :
Memperingati 21 Tahun Tragedi Trisakti/ Reformasi, foto pertama diambil pada peringatan 1 Tahun Tragedi Trisakti di Tugu Pahlawan Reformasi.. berlinang air mata membaca kronologis 12 Mei 1998.
Air mata sudah mengering, namun luka masih menganga.. Demokrasi kita tidak gratis! Banyak darah dan airmata.. kita jaga baik-baik, terus perjuangkan nilai yg diperjuangkan mahasiswa 98 dlm melawan korupsi.. korupsi adl cikal bakal pemerintahan yg otoriter.
Dibulan Ramadan ini mari selipkan AlFatihah dan doa disetiap shalat kita utk para pahlawan reformasi Elang Mulia Lesmana, Hafidin Royan, Heri Hartanto, Hendriawan Sie.. para korban penculikan sblm reformasi, korban Tragedi Semanggi , korban kerusuhan bernuansa rasial dan pembakaran.
Cukup sampai 1998.
Komentar