Kedatangan Tetty Paruntu sejak awal cukup menyita perhatian.
Sebab, berdasarkan penelusuran, Tetty sebelumnya pernah diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai saksi dalam kasus dugaan suap yang melibatkan Bowo Sidik Pangarso. \
Pemeriksaan tersebut dilaksanakan pada 26 Juli 2019.
Tetty saat itu diduga memberikan suap kepada Bowo sebesar Rp 2,6 miliar atas kerja sama pengangkutan pupuk dan gratifikasi senilai Rp 7,7 miliar terkait jabatannya sebagai pimpinan Komisi VI.
Sejumlah media pun akhirnya ramai memberitakan soal kedatangan Tetty ke Istana.
Tiga jam berselang sejak Tetty masuk sekitar pukul 09.40 WIB, belum ada tanda-tanda ia akan keluar.
Padahal, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD yang telah masuk terlebih dahulu sudah keluar sekitar pukul 10.00 WIB.
Demikian pula Komisaris Utama NET TV Wishnutama Kusubandio dan pendiri dan CEO Gojek Indonesia Nadiem Makarim yang tiba setelahnya.
Hingga akhirnya sekitar pukul 14.00 Ketua DPP Partai Golkar Airlangga Sutarto menemui awak media.
Selain untuk menjelaskan alasan kedatangannya ke Istana, Airlangga juga mengungkapkan soal kehadiran Tetty.
"Ya, tentu banyak hal karena beliau sebagai bupati, banyak hal yang dibahas. Belum tentu dengan Pak Presiden," ucapnya.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Popi |
Komentar