Sebagai orang desa, saat itu ia datang ke Jakarta hanya menggunakan angkutan umum.
Ia menceritakan, ongkos bis ekonomi Solo-Jakarta hanya Rp 8.000 dan momen harus tertidur di pintu tangga bus yang dipenuhi penumpang.
Saat itu Hanif hanya membawa tas ransel saat kuliah yang berisi beberapa potong baju, kaos dan celana jeans.
"Sbg mahasiswa yg baru lulus kuliah (1996), saya berangkat ke Jakarta naik bis trayek Solo-Jakarta dr Salatiga. Ongkos bis ekonomi waktu itu sekitar Rp. 8000 & saya tertidur di pintu tangga bus yg penuh penumpang."
"Bekal saya merantau ke Jakarta adalah tas ransel andalan waktu kuliah & berisi bbrp potong baju, kaos & celana jeans."
Setibanya di Jakarta, Hanif menginap di kantor ISIS (Institute for Social Institutions Studies) sebuah yayasan yang didirikan Ketum PKB pertama saat itu.
"Di Jakarta, saya tidur di kantor ISIS (Institute for Social Institutions Studies), yayasan sosial politik yg didirikan Pak Matori dkk di kawasan Cawang, Jakarta Timur."
Jauh dari kesan mewah, Hanif menceritakan kala itu ia tidur di atas meja kantor berbantalkan sebuah buku telepon yang tebal.
"Tidur di atas meja rapat kantor, persis di bawah kipas angin yg dipasang di langit2 krn Jakarta sangat panas."
Source | : | Instagram,Wartakotalive.com |
Penulis | : | Maria Andriana Oky |
Editor | : | Maria Andriana Oky |
Komentar