GridPop.ID - Pengusaha Erick Thohir resmi menjabat sebagai Menteri BUMN dalam Kabinet Indonesia Maju.
Ditunjuk untuk mengisi posisi Menteri BUMN, Ercik Thohir mengakui dirinya menerima wejangan dari Megawati dan Surya Paloh.
Diberitakan Kompas.com, “Saya kemarin ketemu Bu Mega ( Megawati Soekarnoputri), Pak OSO (Oesman Sapta Odang), Pak SP ( Surya Paloh). Itu hal yang lumrah. Kita sudah ketemu,” ujar Erick di Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (23/10/2019) malam.
“Pesan-pesan mereka bagus saya rasa. Bu Mega bilang ‘pastikan mana yang rugi dan mana yang untung. Jangan yang untung doang, yang rugi gimana. Itu kan hal yang positif,” kata Erick.
Sejak penunjukkan sebagai menteri dalam jejeran Kabinet Kerja jilid 2, Erick Thohir menjadi sorotan publik.
Tak hanya latar belakang pribadinya saja, keluarga Erick Thohir juga ikut menjadi sorotan publik.
Salah satu anggota keluarga Erick Thohir yang kini ikut disorot adalah kakaknya, Garibaldi Thohir atau bisa dikenal Boy Thohir.
Dilansir dari Tribun Jakarta, Garibaldi Thohir lahir di Jakarta, 1 Mei 1965.
Ia merupakan anak dari Teddy Thohir, satu diantara pemilik grup Astra Internasional bersama William Soeryadjaya.
Rupanya, Erick Thohir dan kakaknya Garibaldi Thohir sama-sama berteman dengan Sandiaga Uno.
Ketiganya sama-sama pengusaha andal sejak muda, bahkan di antara mereka pernah mendirikan perusahaan bersama.
Sebelum membangun dunia bisnisnya, Garibaldi Thohir bergabung dengan Astra yang saat itu dipimpin oleh ayahnya dengan tujuan belajar.
Setelah merasa cukup, ia mendirikan perusahaan properti dengan membangun aparteman di kawasan Casablanca, Jakarta.
Boy Thohir merupakan investor dan pengusaha pengusaha tambang batu bara. Dia mengembangkan Adaro Energy bersama Edwin Soeryadjaya dan Theodore Permadi Rachmat, sekaligus menjabat presiden direktur.
Pada 1992, Garibaldi bergabung dengan perusahaan tambang di Sawah Lunto Sumatera Barat, yaitu PT Allied Indo Coal.
Pada 1997, dia juga memulai bisnisnya di bidang keuangan dengan mengakusisi perusahaan multi finansial PT Wahana Ottomitra Multiartha atau dikenal dengan sebutan PT WOM Finance.
Di tahun 2005, bersama Theodore Permadi Rachmat, Edwin Soeryadjaya, Sandiaga Uno dan Benny Soebianto, membentuk konsorsium baru membeli saham Adaro Energy dari New Hope, perusahaan asal Australia.
Ini menjadi titik balik dari bisnisnya, karena Garibaldi Thohir berhasil menjadikan Adaro Energy sebagai perusahaan tambang terbesar kedua di Indonesia setelah PT Kaltim Prima Coal, menjadi produsen batu bara terbesar kelima di dunia.
Di tahun 2008, Adaro Energy melakukan penjualan saham perdana ke publik (initial public offering/IPO) dengan mengusung produk batubara dengan brand Envirocoal, batubara yang ditambang dengan konsep ramah lingkungan.
Berkat kerja kerasnya dengan memproduksi batubara yang ramah lingkungan, pada 2011 Forbes menempatkan Adaro sebagai satu dari 50 perusahaan terbaik di Asia.
Tak cukup sampai disitu, untuk memperkuat investasi, Garibaldi Thohir memborong saham perusahaan yang dipimpinnya sendiri pada 30 Mei 2013,
Dia membeli 2 juta lembar saham ADRO di harga Rp 950/lembar saham atau sekitar Rp 1,9 miliar.
Setahun selanjtunya, Garibaldi Thohir dinobatkan sebagai orang terkaya nomor 37 oleh majalah Forbes. Majalah itu menyebutkan kekayaannya saat itu USD 855 juta.
Pada 10 Juni 2015, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi menunjuk Garibaldi Thohir sebagai komisaris menggantikan Dwi Soetjipto.
Selain itu, Garibaldi Thohir juga masuk menjadi jajaran komisaris Go-Jek pada tahun 2019.
Berdasarkan laporan Forbes tahun 2018, kekayaan Garibaldi Thohir masuk di urutan ke-16 dari 50 orang terkaya di Indonesia.
Saat itu kekayaannya mencapai US$ 1,6 miliar atau sekitar Rp 24 triliun (asumsi kurs Rp 14.200/US$).
Sebelumnya Garibadi Thohir merupakan orang terkaya ke 23 di Indonesia versi Majalah Forbes di 2017 dengan total kekayaan mencapai US$ 1,41 miliar atau setara Rp 19,03 triliun (kurs Rp 13.500). (*)
Source | : | Kompas.com,Tribunjakarta.com |
Penulis | : | Maria Andriana Oky |
Editor | : | Maria Andriana Oky |
Komentar