Mereka risau karena anak-anak Soeharto mulai berbisnis tapi dengan memanfaatkan kekuasaan bapaknya.
Benny memberanikan diri menegur Soeharto saat ia memiliki kesempatan bermain biliar dengan sang presiden.
Kala itu ia mengingatkan soal bisnis anak-anak Soeharto yang sudah merambah ke mana-mana dan terkesan memonopoli.
Disebutkan kala itu bisnis keluarga cendana bahkan merambah ke soal pembelian alutista yang seharusnya ditangani pemerintah dan ABRI.
Soeharto tidak terima dengan teguran Benny yang dianggap sangat kurang ajar, dan setelah itu hubungan keduanya memburuk.
Entah ada hubungannya atau tidak dengan teguran tersebut, tak lama kemudian Benny Moerdani dicopot dari jabantannya sebagai Panglima ABRI.
20 tahun sejak insiden peneguran itu, tepatnya di bulan Agustus 2004, Soeharto menjenguk Benny yang sedang sakit keras.
Di depan Benny, Soeharto terang-terangan mengakui bahwa teguran yang pernah dilontarkan Benny pada 1984 ternyata benar.
Akibat bisnis anak-anaknya yang ikut memicu krisis ekonomi dan kemarahan rakyat terhadap keluarga Soeharto, pada 21 Mei 1998, kekuasaan Soeharto pun tumbang.
Memburuknya hubungan Soeharto dan Benny Moerdani setelah teguran itu dilontarkan, juga pernah diceritakan oleh Luhut Panjaitan.
Luhut Panjaitan yang pernah menjadi golden boys atau anak emas Benny Moerdani di lingkungan ABRI, memberanikan diri menanyakan kabar itu kepada Benny.
Source | : | TribunJatim.com,Surya |
Penulis | : | Maria Andriana Oky |
Editor | : | Maria Andriana Oky |
Komentar