Toksikologi sendiri merupakan bagian dari prosedural dari forensik, hasil analisis data dari toksilogi ini untuk melengkapi hasil akhir dari otopsi itu sendiri.
"Jadi kesimpulannya ini bukan hanya dari laporan visum, tidak hanya otopsi saja tapi juga memasukan laporan toksikologi dan laporan mikroskopik juga. Jadi semua di periksa," jelasnya.
Metode analisis sampel racun
Secara teknis, lanjutnya, analisis toksikologi ini ada pemeriksaan sederhana dan canggih.
Untuk pemeriksaan sederhana bisa dilakukan dengan mengambil darah, atau orang tubuh lain, misal hati, otot, urine, hingga rambut.
Sedang pemeriksaan canggih perlu menggunakan alat yang disebut kromatografi (has atau cair) dan mass specteometry.
"Itu untuk melihat cairan atau sesuatu sampel yang diperiksa apakah ada atau tidak, zat yang seharusnya tidak ada dalam tubuh," jelasnya.
Isnia mencotohkan, dalam suatu kasus kecelakaan lalu lintas, dokter forensik perlu melakukan pemeriksaan toksikologi.
Hal ini perlu dilakukan untuk mencari tahu penyebab kecelakaan tersebut.
"Misal yang kecelakaan lalu lintas, itu kan perlu diperiksa toksikologi, apakah dia mengkonsumsi obatan atau tidak saat berkendara," pungkasnya.
"Jadi emang pada dasarnya toksikologi itu harus dan perlu untuk tahu sebab kematiannya. Karena tidak selalu toksikologi memeriksa racun, ada kemungkin orang itu mati karena obatan seperti narkoba misalnya. Jadi itu perlu sekali," tambahnya. (*)
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Editor | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Komentar