"Dika sampai jauh-jauh dari Surabaya ke sini dan gak ngabarin. Ini serius tujuannya apa?" tanya Panji tertawa.
"Jadi gini Pak, di otakku inikan reseler. Jadi ada kolektor dari Surabaya dia tergila-gila sama Garaga,"
"Rencananya aku bawain kamu ini ular total Rp 150 juta loh ini, nah nanti yang di Surabaya aku dapat Rp 350 juta Pak ," kata Dika tertawa.
Mendengar hal itu, Panji tampak terdiam sejenak sebelum akhirnya merespons.
Rupanya seorang kolektor ular di Surabaya sangat tergila-gila dengan King Kobra milik Panji.
Orang tersebut bahkan rela mengeluarkan dana sebesar Rp 350 juta atau seharga mobil mewah.
Menanggapi hal itu, Panji dengan tegas menolak memberikan Garaga.
Ia menyebut Garaga adalah amanah Tuhan yang harus dijaga.
"Ini lebih berharga dari apapun, Tuhan yang nitipin Garaga ke aku," kata Panji menjelaskan.
Karena tak bisa memberikan Garaga, akhirnya Panji mengambil jalan tengah.
"Bilang aja, Garaga lagi dibikinin kandang sama Panji besar. Kalau om mau bantuin aku modal buat bikin taman satwa aja, jadi si om bisa setiap hari ke sini," kata Panji.
"Oh iya bener juga ya," kata pria mengenakan baju abu-abu tersebut.
Panji menegaskan Garaga adalah suatu amanah yang harus dijaganya.
(*)
Source | : | Tribun Surabaya |
Penulis | : | Sintia Nur Hanifah |
Editor | : | Popi |
Komentar