GridPop.ID - Sosok Panji Petualang kini tengah menjadi sorotan lantaran kecintaannya dengan hewan-hewan reptile berbahaya.
Salah satu hewan peliharaan Panji yang sempat menggegerkan publik adalah seekor ular king kobra garaga.
Namun siapa sangka, ada seorang kolektor ular tiba-tiba mendatangi Panji dan menawarkan uang senilai ratusan juta rupiah untuk membeli ular berbisa tersebut.
Seorang bos dan kolektor ular di Surabaya menawar king kobra Garaga milik Panji Petualang seharga mobil mewah.
Si kolektor itu mengaku tergila-gila dengan Garaga sejak binatang buas tersebut viral beberapa waktu lalu.
Dan jawaban Panji Petulang di luar dugaan.
Panji Petulang menegaskan berapapun uang yang ditawarkan, ia tak akan melepaskan Garaga.
Seperti diketahui king kobra Gagara sempat membuat artis Luna Maya ketakutan dan menggigit Panji Petulang.
Karena itu Panji Petualang kaget saat didatangi pria dari Surabaya malam hari di kediamannya.
Padahal saat itu, pecinta reptil ini mengaku sedang tak ada janji dengan siapapun.
Rupanya sosok pria tersebut adalah teman semasa kecil Panji bernama Dika.
Dika adalah pria asal Surabaya memiliki hobi yang sama seperti Panji yakni mengoleksi ular.
Mengetahui kedatangan sahabat lamanya, Panji sempat merasa aneh.
Pasalnya, Dika tak mengabari Panji akan mengujungi kediamannya.
"Kok gak bilang-bilang mau ke sini?" tanya Panji seperti yang dikutip dari YouTube channel Panji Petualang, Selasa (14/1/2020).
Panji paham kedatangan Dika ke kediamannya ada maksud dan tujuan.
Hal itu juga dirasakannya saat ia melihat Dika membawa kantong hitam berisi sesuatu.
Lambat laun Dika menjelaskan maksud tujuannya mengunjungi Panji dengan mendadak.
"Ini isinya ular Pak, misi saya ke sini mau jemput Garaga Pak," kata Dika.
Mendengar ucapan sang sahabat, Panji sontak terkaget-kaget.
Pasalnya ia tak mengerti mengapa Dika tetiba ingin meminta ular King Kobra kesayangannya bernama Garaga.
"Hah? Buat apaan?" tanya Panji Petualang.
Dika langsung mengajukan penawaran kepada Panji dengan menukar Garaga dengan ular-ular yang ada di kantong hitam.
Bukan ular sembarang, hewan buas yang dibawa Dika rupanya bernilai ratusan juta rupiah.
Panji memeriksa ular-ular yang dibawa Dika, ia tampak kagum dan terkejut.
Pasalnya ular-ular tersebut termasuk yang jadi incaran koleksi Panji.
"Ini ada purple albino retic pyhton, harganya Rp 5 juta - Rp 6 juta satu ekor," ujar Panji.
Tak hanya satu ular, ada sekitar 5 ular yang dibawa Dika untuk Panji.
Panji sempat terkejut dengan harga salah satu ular yang dibawa Dika mencapai Rp 50 juta.
"Hah?" teriak Panji.
"Ini total udah Rp 100 jutaan kurang lebih," ujarnya sambil memegang ular.
Dika lantas memberikan penawaran lain kepada Panji, ia menyebut bisa memberikan Panji uang secara tunai dengan syarat Garaga jadi miliknya.
"Ini buat aku aja tanpa Garaga Pak," kata Panji tertawa.
"Ya jangan, kamu bisa milih uang apa ular. Kalau uang, ular saya bawa balik sama Garaga. Kalau mau ular silahkan nanti saya bawa Garaga. Gimana?" tawar Dika.
Mendengar Dika yang antusias ingin membawa Garaga, Panji tampak curiga.
Ia menyebut ada hal yang ditutupi Dika soal tujuan menukar Garaga milik Panji.
Setelah beberapa kali ditanya oleh Panji, Dika akhirnya buka suara.
Sambil tertawa Dika membeberkan tujuan ingin menukar bahkan membeli Garaga dari Panji.
"Dika sampai jauh-jauh dari Surabaya ke sini dan gak ngabarin. Ini serius tujuannya apa?" tanya Panji tertawa.
"Jadi gini Pak, di otakku inikan reseler. Jadi ada kolektor dari Surabaya dia tergila-gila sama Garaga,"
"Rencananya aku bawain kamu ini ular total Rp 150 juta loh ini, nah nanti yang di Surabaya aku dapat Rp 350 juta Pak ," kata Dika tertawa.
Mendengar hal itu, Panji tampak terdiam sejenak sebelum akhirnya merespons.
Rupanya seorang kolektor ular di Surabaya sangat tergila-gila dengan King Kobra milik Panji.
Orang tersebut bahkan rela mengeluarkan dana sebesar Rp 350 juta atau seharga mobil mewah.
Menanggapi hal itu, Panji dengan tegas menolak memberikan Garaga.
Ia menyebut Garaga adalah amanah Tuhan yang harus dijaga.
"Ini lebih berharga dari apapun, Tuhan yang nitipin Garaga ke aku," kata Panji menjelaskan.
Karena tak bisa memberikan Garaga, akhirnya Panji mengambil jalan tengah.
"Bilang aja, Garaga lagi dibikinin kandang sama Panji besar. Kalau om mau bantuin aku modal buat bikin taman satwa aja, jadi si om bisa setiap hari ke sini," kata Panji.
"Oh iya bener juga ya," kata pria mengenakan baju abu-abu tersebut.
Panji menegaskan Garaga adalah suatu amanah yang harus dijaganya.
(*)
Source | : | Tribun Surabaya |
Penulis | : | Sintia Nur Hanifah |
Editor | : | Popi |
Komentar