GridPop.ID - Seluruh pasangan suami istri pastinya pernah mengalami pertengkaran didalam rumah tangganya.
Termasuk komedian Denny Cagur dan istrinya Santi Widiastuti yang sempat mengalami prahara rumah tangga hingga nyaris melakukan bunuh diri.
Siapa sangka, tindakan nekat yang dilakukan Santi Widiastuti tersebut rupanya mendapat reaksi tak terduga dari Denny Cagur yang justru mengusirnya dari dalam rumah.
Selama ini, pasangan Denny Cagur dan Santi Widihastuti terlihat bahagia dan adem ayem.
Rumah tangga Denny Cagur dan Santi Widihastuti bahkan tak pernah diterpa berita miring.
Meski begitu, siapa sangka Denny Cagur dan Santi Widihastuti pernah bertengkar hebat.
Tak hanya berhenti disitu, Santi Widihastuti bahkan memilih pergi dari rumah.
Hal ini diketahui terjadi karena berbagai pertengkaran yang ada di dalam rumah tangga Denny Cagur.
Cerita tersebut diketahui melalui unggahan video di akun youtube Ussy Andhika Official yang berjudul, "BERANTEM GARA-GARA TELOR CEPLOK!?!? SUNGGUH TER.. LA.. LU.. I TEMAN TIDUR SPESIAL".
Dari mulai yang sepele hingga berat, loh!
Tak hanya itu, dirinya kini mendapatkan kabar duka.
Dalam video ini Denny Cagur menceritakan kalau mereka pernah bertengkar hanya gara-gara telur ceplok, loh.
"Berantemnya cuma gara-gara telur ceplok," ucap Denny.
Pada awal pernikahan, hubungan Denny dan Shanty pun perlu penyesuaian.
Dalam keluarga Shanty, mereka tidak terbiasa makan dengan lauk yang sangat banyak.
Nah, berbeda dengan Denny yang justru sebaliknya.
"Suatu hari, udah dimasakin dan menurut aku lauknya udah cukup dan menurut dia kurang"
Nah, Ddenny pun langsung menegur sang istri, "cuma gini doang?".
Denny pun meminta Shanty untuk membuatkannya lagi lauk telur ceplok.
Karena dimulai dengan teguran yang kurang enak, Shanty pun mengaku memasaknya dengan setengah hati sambil marah-marah.
Saat sudah jadi pun, Denny justru menyuruh sang istri untuk membuatkan lagi telurnya karena tidak sesuai dengan keinginanya.
Denny pun saat itu menyuruh Shanty membuat telur setengah matang.
Sudah jadi telur keinginannya Denny, Shanty pun tidak memberikannya dengan piring melainkan dengan spatula sambil mengatakan, "Ini mau ditaruh dimana?".
Denny yang melihat sang istri memasak dengan setengah hati dan tak terima disediakan menggunakan spatulanya, dirinya justru menyuruh diletakkannya ke lantai.
Pertengkaran itu pun cukup besar hingga akhirnya Shanty memutuskan untuk pulang kembali ke Garut.
Bukan dilarang, Shanty justru hampir diantar ke sebuah terminal.
Lucunya, tak jadi pergi ke Garut Shanty yang tadinya memutuskan untuk menginap di kosan sang adik yang ada dibandung namun tak diterima kedatangannya.
Shanty pun memutuskan untuk mengurungkan gengsinya dan menelfon Denny untuk meminta jemput ke terminal.
Denny pun dengan tega, tak mau menjemput sang istri yang sendirian di terminal justru ditakut-takuti.
Shanty pun akhirnya pulang dengan naik ojek.
Tak sampai situ, yang kedua mereka pun pernah bertengkar dan Shanty mengancam meminum obat pelangsing.
Lagi-lagi tak menghalangi niat Shanty.
"Kalau mau minum diluar, gue lagi males gendong mayat", ucap Denny saat itu.
Gengsi obat pelangsing sudah ditangan, Shanty akhirnya meminumnya.
Efek samping yang ditimbulkan pun membuat Shanty sampai kejang gemetar dan menggigil.
Bukannya panik, lagi-lagi Denny meledek sang istri.
"Cuma ngelongok doang, yah lu sakit iya mati kaga", ucap Shanty yang menerangkan perkataan Denny saat itu.
Ketiga, pertengaran itu disangkut pauti dengan anaknya.
Saat itu Shanty melihat Denny sangat sayang dengan sang anak Abi, dirinya mengancam untuk membawa putranya kembali ke Garut.
Tak menghalangi niat sang istri Denny Cagur justru mengatakan, "Bawa aja, nanti tahun depan juga ada anak kecil di sini lari-larian dan itu anak gue".
Rupanya, Denny justru kembali mengancam sang istri yang mau kabur membawa anaknya dengan mengatakan hal tersebut.
Rupanya, ancaman dan didikan Denny Cagur pun terbukti ampuh hingga kini tidak ada 'drama' dalam rumah tangga mereka.
Hal tersebut dilakukan Denny sebagai kepala Rumah tangganya.
(*)
Source | : | Wiken Grid |
Penulis | : | None |
Editor | : | Sintia Nur Hanifah |
Komentar