GridPop.ID - Kisah mencengangkan dari seorang wanita asal Indonesia di kancah internasional kembali mencuri perhatian publik.
Bukan prestasi, sayangnya cerita miris ini justru berkaitan dengan prostitusi.
Pasalnya, seorang wanita yang menyamarkan namanya sebagai Fela diketahui telah melelang keperawanannya di kancah dunia dan laku dengan harga Rp 19 Miliar.
Nama Fela, seorang gadis asal Indonesia, sempat membuat heboh publik.
Hal ini lantaran dirinya nekat menjual keperawanannya melalui agensi online.
Tak tanggung-tanggung, keperawanan Fela laku terjual dengan mahal yakni Rp19 miliar.
Dilansir dari Grid.ID pada Rabu (12/2/2020), Fela mengikuti seleksi sebuah agensi yang berbasis di Jerman.
Agensi ini bernama Cinderella Escorts (EC) dan memang menyalurkan penjual keperawanan kepada para pembeli dari seluruh dunia.
Sistem jual-beli ini bersifat lelang, di mana penawar dengan harga tertinggi yang akan berhasil.
Nama Fela bukanlah nama sebenarnya.
Fela adalah nama pemberian dari Cinderella Escort untuknya. Nama aslinya masih dirahasiakan.
Tapi disebutkan ciri-ciri Fela, yaitu:
- Seorang gadis berusia 21 tahun.
- Tinggi badan 160 cm dan berat badan 53 kg.
- Rambut itam, payudara ukuran biasa, dan tidak pernah menjalani operasi apa pun.
- Tidak bertato dan mata kecoklatan.
Disebutkan juga bahwa pemenang pembeli keperawanan Fela adalah pengusaha asal Jepang.
Kasus seseorang menjual keperawanannya sering terjadi. Rata-rata alasannya karena ekonomi.
Sama seperti Fela yang ingin menafkahi keluarganya.
Tren menjual keperawanan
Tren menjual keperawanan akhir-akhir ini sedang marak di beberapa negara, seperti Jerman, Perancis, Rumania dan negara lainnya.
Motif dari menjual keperawanan ini pun beragam, ada yang beralasan untuk membiayai kuliah, membantu perekonomian keluarga, bahkan ada pula yang hanya ingin mendapat uang untuk berpergian.
Tarif yang ditawarkan pun tak main-main, nominalnya bisa mencapai £ 1 juta (Rp38 miliar).
Para wanita yang menawarkan dirinya pun dibilang masih sangat muda, mulai 18 tahun.
Biasanya, pelanggan yang mengikuti pelelangan berasal dari para pebisnis kaya.
Jasmine (20) dari Paris menawarkan keperawanannya dengan tarif £ 1 juta (Rp19 miliar) dengan tujuan membantu perekonomian keluarga, berkeliling dunia dan memulai bisnis sendiri.
Aleexandra Kefren (18) dari Rumania menjual keperawanannya pada tahun 2016 dengan tarif sebesar £ 1,7 juta (Rp33 miliar) dan dia tidak peduli keluarga tidak lagi mengakui dirinya jika melakukan tindakan tersebut.
Giselle (19) model dari Amerika menjual keperawanannya dengan harga £ 1 juta untuk membayar biaya kuliah dan bepergian.
Adalah Cinderella Escort, sebuah agensi yang menaungi para perawan yang ingin menjual keperawanannya untuk sejumlah uang.
Dua orang yang mengatur pelelangan adalah Aleexandra Kefren dan Giselle yang keduanya juga telah menjual keperawanan mereka pada agensi yang sama.
Sementara orang yang menjalankan agensi ini adalah Jan Zakobielski yang menjalankan bisnisnya di kediaman orangtuanya di Dortmund, Jerman dengan sistem website.
Pria yang ingin berhubungan seks dengan para wanita dalam situs tersebut harus membayar uang muka sebesar 40% melalui transfer ke rekening bank Cinderella Escorts.
Sementara pembayaran sisa akan dibayarkan secara tunai kepada wanita yang akan melakukan hubungan seks dengan pria tersebut.
Harga yang agensi tersebut tawarkan mulai dari £ 1.730 (Rp33 juta) per jam dan agensi tersebut diyakini mengambil 20% dari hasil 'penjualan'.
Para wanita yang mengiklankan diri mereka di situs Cinderella Escort pun telah diperiksa oleh dokter untuk memastikan bahwa wanita tersebut tidak pernah berhubungan seks sebelumnya.
Zakobielski mengklaim bahwa para wanita tersebut juga menjalani tes psikologi dan diberi sertifikat jika mereka lulus.
Tanpa itu semua, mereka tidak dapat bergabung dengan layanan Cinderella Escort.
Para wanita juga dapat membatalkan pertemuan mereka kapan pun jika mereka merasa tidak nyaman atau jika pelanggan tidak terawat dan tidak sopan.
Agensi tersebut juga menolak para wanita yang ingin mendaftar jika mereka melihat ada orang lain yang memaksa wanita tersebut dan mereka tidak ingin menjual keperawanan dengan kemauan mereka sendiri.
Zakobielski telah meraup keuntungan hingga jutaan pounsterling dari bisnis yang dijalankannya tersebut.
Dengan banyaknya pro dan kontra, kenyataannya semakin banyak pula wanita muda yang ingin menjual keperawanannya demi sejumlah uang yang menggiurkan. (*)
Source | : | Intisari |
Penulis | : | None |
Editor | : | Sintia Nur Hanifah |
Komentar