GridPop.ID - Beberapa waktu lalu, kasus tentang psikolog Dedy Susanto sempat viral di sosial media.
Psikolog yang mengaku lulusan S3 bidang ilmu Psikologi ini diduga telah lakukan pelecehan seksual terhadap beberapa pasiennya.
Kisahnya makin naik dan menjadi trending karena postingan dari selebgram Revina VT.
Semua diawali dari ajakan sang psikolog untuk kolaborasi membuat konten bersama.
Namun dalam perjalanannya, Revina VT mendapat informasi mengejutkan perihal izin praktik sang psikolog, serta kebiasaannya mengajak pasien untuk melakukan terapi di kamar hotel.
Tak berselang lama Dedy Susanto memberikan klarifikasi terkait permasalahan tersebut.
Ia mengajak Revina VT untuk menyelesaikan dugaan pelecehan seksual itu ke pengadilan.
"Revina mohon kita proses aja di pengadilan jangan terus menerus expose sesuatu yang kamu sendiri belum mengecek sama sekali," tulis Dedy Susanto.
Menurutnya percakapan yang dipajang Revina VT bisa saja merupakan rekayasa.
"Hanya chat dm dan wa sudah kamu expose, itu semua bisa di edit," tulis Dedy Susanto.
Dedy Susanto kemudian membahas soal percakapan salah seorang terduga pasiennya yang mengaku diajak untuk melakukan video call.
"Ini semua sudah kebangetan sih fitnahnya...
Apalagi yang soal video call duogoogle. Saya saja baru tahu ada duogoogle.
Videocall duogoogle aja saya baru tahu, kta enggak pernah dm sama sekali.
Mbak tujuannya apa? mau naikin followers?" tulis Dedy Susanto.
Tak cuma itu Dedy Susanto juga menanggapi pengakuan terduga pasiennya, yang bercerita tubuhnya pernah diciumi.
Ia menjelaskan selama ini hanya diam karena berusaha untuk ikhlas.
"Cium-cium tubuh seseorang dari kepala sampai kaki?
Mbak kalau mau fitnah kira-kira mbak.
Selama ini saya diam karena saya sering ajarin orang ikhlas maka saya harus ikhlas," tulisnya.
Dedy Susanto bahkan berani mengatakan sejumlah percakapan mesum yang diunggah Revina VT hanya palsu belaka.
"Entah apa tujuan dari kisah-kisah palsu ini, teman-teman tolong jangan mau jadi bagian dari penyebaran fitnah," tulis Dedy Susanto.
Lihat postingan ini di Instagram
Walau begitu pengguna Instagram, rupanya tak mempercayai pernyataan Dedy Susanto.
lalakurniawati2: Fitnah atau emg ini waktunya Tuhan kasih lihat kebenarannya seperti apa.
ricanuruloct: Buktiin dong kalo emang fitnah. Temuin pasien nya satu-satu.
hira.girani: Dasar predator, masih saja mengelak lo, lo itu membuat luka batin baru
siska_mwh: tp buktinya bnyk paduka
surya_febriansyah: Kalau gak benar laporin dong om om, biar jelas di publik
Klarifikasi Soal Gelar
Konflik antara Selebgram Revina VT dan Dr Dedy Susanto menjadi sorotan warganet di sosial media.
Mantan pacar Young Lex itu, menyebut Dr Dedy Susanto sebagai 'Psikolog Tak Benar'.
Lantas bagaimana keduanya bisa sampai berkonflik di sosial media?
Revina VT juga membongkar chat WhatsApp (WA) seorang pria yang disebut sebagai psikolog Dr Dedy Susanto.
Dalam chat WA tersebut, seakan-akan Dedy Susanto mengajak Revina booking kamar di sebuah hotel.
Hal itu bermula ketika Revina dan Dedy mengobrol soal LGBT.
Pada screenshot chat WA yang diposting revina VT di akun instagramnya @revinavt, Dedy mengaku akan menterapi Revina dengan syarat booking kamar.
Syaratnya, pembookingan kamar harus atas nama Revina.
Hal ini sempat diprotes Revina.
Menanggapi tudihan itu Dedy Susanto akhirnya buka suara.
Lewat postingan di laman Instagram pribadi, Dedy pun memberikan klarifikasi soal gelarnya sebagai seorang psikolog.
"Di dunia ini selain psikolog ada psikoterapis lainnya seperti NLP practitioner, hypnotherapy, dll, ada banyak. Jadi yang bisa praktek terapi tidak hanya psikolog, namun psikoterapis itu bisa.
"Sedikit cerita, mengapa Revina sampe kesel banget sama saya berawal dari bahas soal LGBT. LGBT menurut saya itu bisa disembuhkan, bukan bawaan nature apalagi takdir. Saya optimis LGBT bisa disembuhkan.
Dari kasus yg pernah saya tangani ada laki-laki yang sangat membenci ayahnya sehingga citra seorang ayah rusak/laki-laki itu rusak di batinnya.
"Saya memang bergelar S1 dan S3 psikologi. Di bio saya cantumkan gelar S3 psikologi saya dengan 'Doktor Psikologi'.
Apakah salah saya mencantumkan Doktor Psikologi? Padahal Doktor itu gelar S3. Bila kamu S3 matematika kamu juga akan dipanggil 'Doktor'," tulis Dedy Susanto.
"Saya itu dulu sudah ada gelar S1 dan S2 tapi non psikologi. Nah S1 dan S2 non psikologi ini saya pakai untuk ambil S3.
Pada saat yang sama saya ambil ulang S1 psikologi. Jadi ketika S1 psikologi lulus ya momennya deketan sama S3 psikologi lulus," imbuh Dedy dengan menutup kolom komentar.
Lihat postingan ini di Instagram
(*)
Penulis | : | Septiana Risti Hapsari |
Editor | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Komentar