Unggahannya pun sekaligus menjadi peringatan pada orang yang menggunakan vape atau hal serupa.
"Selama 3 minggu terakhir, saya mengalami demam tinggi secara konsisten pada 104 (derajat) tanpa gejala lainnya. Dari sini, kami mengira flu atau pilek jadi setelah beberapa minggu meminum obat OTC tapi tak membaik, saya pergi untuk memeriksakan lebih lanjut," terangnya.
Ia pun melakukan berbagai tes soal kesehatannya itu karena sudah berminggu-minggu minum obat namun tak sembuh juga.
"Setelah mempertimbangkan malaria, gangguan autoimun, dan banyak tes lainnya, rontgen dada menunjukkan apa yang mereka rasakan adalah pneumonia ringan di bagian bawah paru-paru kiri saya. Setelah menggunakan dua antibiotik selama 48 jam, demamnya masih melonjak hingga 104, jadi saya pergi ke UGD pada pagi hari saat Natal," ujarnya.
Hingga akhirnya ia pun melakukan CT scan pada paru-parunya dan terkejut mendapati hasilnya.
"Paru-paru yang sehat pada pemindaian harusnya berwarna hitam. Paru-paru saya yang berusia 19 tahun benar-benar berkabut dan putih di pemindaian, seluruhnya menutupi kedua paru-paru. Saya dibawa dengan ambulans untuk dirawat di perawatan yang lebih intensif," tambahnya.
"Setelah melakukan lebih banyak tes dan bronkoskopi, ditentukan bahwa tidak ada infeksi dan jaringan paru-paru saya benar-benar hancur karena menggunakan juul, vape, dan oil cartridges," ungkapnya.
Merasa sudah diambang batas, Claire pun mengingatkan semua orang bahwa yang dialaminya adalah nyata.
Source | : | gridfame.id |
Penulis | : | Luvy Yulia Octaviani |
Editor | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Komentar