GridPop.ID - Sebelum menikah dengan Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY, Annisa Pohan adalah seorang publik figur.
Usai menikah, Annisa Pohan harus rela meninggalkan glamor kehidupan dunia artis dan fokus menjadi istri AHY yang kala itu merupakan seorang perwira TNI.
Bahkan rumah pertama yang ditinggali Annisa Pohan bersama AHY pasca menikah terbilang sederhana dan jauh dari kesan mewah.
Seperti prajurit-prajurit yang lain, tentunya AHY pernah merasakan tinggal di rumah dinas.
Melalui akun instagram pribadinya, Annisa Pohan, istri dari AHY berbagi kisah tentang rumah dinas yang ia tinggali ketika sang suami masih menjadi prajurit.
Annisa Pohan dan AHY tinggal di rumah dinas yang sederhana namun menyimpan banyak kenangan.
Bahkna Annisa Pohan ini sempat kembali mengunjungi rumah yang terbilang bersejarah baginya dan AHY.
Ia bahkan sempat membagikan foto-foto dan cerita dari rumah sederhana miliknya ini.
Foto-foto ini diunggah di akun Instagram milik Anisa Pohan pada 17 Oktober 2019 lalu.
Pada awal pernikahannya dengan sang suami, AHY ini masih berstatus sebagai seorang prajurit.
Karena hal tersebut, Annisa Pohan harus mengikuti sang suami tinggal di rumah dinas.
"Saya menikah dg mas Agus tahun 2005 yg ketika itu adalah seorang perwira dengan pangkat Letnan satu & memiliki jabatan pasiops kemudian komandan kompi, dalam foto ini adalah rumah dinas pertama mas Agus yg ditempati sejak tahun 2001 dan menjadi rumah pertama kami bersama setelah menikah," tulisnya.
Jangan bayangkan rumah dinas yang ditampati ini adalah rumah megah dan mewah.
Rumah dinas yang digunakan Annisa Pohan dan AHY ini layaknya rumah dinas pada umumnya, bercat hijau dan tak terlalu luas.
Desainnya pun sangat sederhana dan juga minimalis.
Annisa pun sempat menjelaskan satu persatu bagian rumah itu sambil sedikit bernostalgia.
Bagian halaman depan rumah terlihat pekarangan yang cukup luas namun tanpa pagar.
Nampak pula pohon nangka dan juga belimbing yang sudah berbuah.
Pada bagian pintu masuk utama langsung terhubung dengan ruang tamu.
Kemudian ada satu kamar tidur dan juga ruang kerja AHY.
Di samping rumah ini nampak tempat yang mirip dengan garasi.
Pada bagian belakang tempat terlihat pintu menuju dapur yang terlihat gelap dan tak terurus.
Melihat bagian belakang rumah tersebut, Annisa Pohan malah kaget dengan kondisinya kini.
Terlihat sangat kumuh, tak terurus dan ditumbuhi rumput-rumput liar.
Hal ini nampak berbanding terbalik dengan halaman depan yang asri.
Di rumah ini ada sebuah kisah yang agak menakutkan dan juga tak terlupakan bagi Annisa Pohan.
Ketika itu AHY sedang bertugas dan Annisa Pohan tinggal sendirian di rumah bernomor 25 ini.
Lalu pada malam harinya ia mendengar suara gaduh di plafon rumahnya.
Mulanya ia mengira itu adalah tikus dan dibiarkan saja.
Namun siapa sangka kalau suara gaduh itu berasal dari biawak yang beranak pinak di plafon rumahnya.
"Jadi ternyata selama saya sendirian di dalam rumah itu suara-suara yang ada di atas plafon itu adalah BIAWAK, kemudian semakin keras semakin ramai itu si biawak punya anak juga sama seperti saya.
Ketika saya siap-siap untuk pindah si keluarga biawak juga ikut keluar dari plafon. Luar biasa memang kehidupan di Yonif 305," kenang Annisa.
Tinggal di rumah sederhana ini kehidupan Annisa Pohan ini berbanding terbalik dengan dunia artis yang serba glamor.
Meski begitu rumah sederhana ini menyimpan banyak kenangan bagi Annisa Pohan.
Rumah sederhana ini menjadi saksi bisu awal darinya menjadi seorang istri prajurit.
"Banyak sekali kenangan yg kami miliki disini, karena disinilah pertama kali saya belajar menjadi seorang istri prajurit dengan segala suka dan dukanya, termasuk ditinggal tugas oleh suami selama satu tahun dan harus tinggal di rumah tersebut sendirian karena belum memiliki Almira.", tulis Annisa lagi. (*)
Artikel ini telah tayang di GridPop.ID dengan judul AHY Kini Jadi Ketua Umum Partai Demokrat, Annisa Pohan Kenang Kisah Tak Terlupakan Tinggal di Rumah Dinas Sederhana, Sendirian Ditinggal Tugas Hingga Atap Rumah yang Dihuni Biawak dan Perakannya!
Source | : | GridPop.ID |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ulfa Lutfia Hidayati |
Komentar