Sejak saat itu, pembaruan informasi pada postingan tersebut selalu disematkan dan menyatakan informasi tersebut adalah informasi yang salah.
Namun informasi tersebut kadung meluas di media sosial dan semakin menyebar.
Seperti diketahui, negara Palestina memang telah diakui sebagai negara merdeka oleh 136 negara anggota Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).
Namun Amerika Serikat ( AS), tempat Google berkantor pusat, tidak mengakui Palestina sebagai negara yang merdeka.
Google pun tak terlihat menanggapi permintaan komentar terhadap tuduhan tersebut.
Tetapi dalam Google Maps, ada garis putus-putus berwarna biru di Jalur Gaza dan Tepi Barat.
Rupanya hal itu merujuk perang Enam Hari pada 1967 dimana Israel berhasil menduduki Tepi Barat, Jalur Gaza dan Dataran Tinggi Golan.
Hingga pada 2005 lalu, Israel secara sepihak menarik diri dari jalur Gaza.
Siapa sangka, tudingan penghapusan wilayah Palestina di Google ternyata bukan kali pertama diungkap.
Pada 2016 lalu, hal serupa juga pernah menghebohkan publik dunia.
Bahkan, sebuah petisi online melalui Change.org mengklaim bahwa semua hal tentang Palestina telah dihapus atas desakan pemerintah Israel.
Petisi tersebut juga mengklaim pendiri Google memiliki hubungan yang erat dengan pejabat Israel.
Petisi berjudul Google: Put Palestine on your Maps! tersebut hingga kini masih aktif dan mendapat lebih dari 900.000 tanda tangan online.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Twitter,Serambinews.com |
Penulis | : | Sintia N |
Editor | : | Sintia N |
Komentar