GridPop.ID - Menkes Terawan sempat menjadi sorotan masyarakat karena tak pernah hadir ketika diundang Najwa Shihab untuk menyampaikan sepatah dua patah kata soal penanganan Covid-19.
Sementara itu, Presiden Jokowi juga sempat menjadi sorotan karena langkahnya menangani Covid-19 dinilai lambat tak seperti negara lain.
Lalu, diantaranya keduanya, manakah kinerja yang paling memuaskan masyarakat?
Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei terkait kepuasan kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Untuk variabel survei, Indikator menyebut kinerja Presiden mencakup secara umum, tak hanya soal penanganan pandemi Covid-19.
Dari hasil temuan Indikator, tercatat persentase kepuasan kinerja Presiden Jokowi selama September tahun ini sebesar 68,3 persen.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi menyebut tren kepuasan kinerja Jokowi tahun ini cenderung stagnan.
Namun, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Presiden Joko Widodo dalam menangani pandemi Covid-19 masih lebih tinggi dibandingkan kepercayaan pada Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.
Hal ini menjadi temuan dari Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia mengenai mitigasi dampak Covid-19 di Tanah Air yang dirilis September 2020.
"Trust terhadap presiden dalam menangani Covid-19 masih lumayan, yang mengatakan cukup percaya dan sangat percaya itu 60 persen terhadap Pak Jokowi," kata Direktur Eksekutif Indikator Burhanuddin Muhtadi dalam konferensi pers virtual yang digelar Kamis (18/10/2020) lalu.
"Terhadap Pak Terawan itu lebih rendah, sekitar 45 persen," tuturnya.
Burhanuddin merinci, responden yang sangat percaya pada Jokowi sebesar 3 persen. Responden yang cukup percaya 57,7 persen.
Sementara, yang kepercayaannya biasa saja mencapai 24,1 persen. Sedangkan yang tak percaya sebesar 12,7 persen dan sangat tidak percaya 1,8 persen.
Lalu, responden yang sangat percaya pada Terawan hanya 1 persen. Mereka yang cukup percaya pada Terawan sebanyak 44,6 persen.
Sebanyak 30,9 persen responden mengaku biasa saja. Lalu, 15,0 persen mengaku tak percaya dan 2,0 persen sangat tidak percaya.
"Ini masih lebih baik dibanding apa yang muncul di Twitter. Di Twitter itu kan saya kira nggak sampai 20 persen yang puas," ujar Burhanuddin.
Jokowi
"Sekian tahun terakhir flat di angka 60 an persen. Bahkan, pandemi (Covid-19) tidak mampu menurunkan kepuasan terhadap kinerja Presiden," kata Burhanuddin dalam rilis survei Indikator bertajuk Mitigasi Dampak Covid-19: Tarik Menarik antara Kepentingan Ekonomi dan Kesehatan, secara daring, Minggu (18/10/2020).
Dari grafik yang dipaparkan Burhanuddin, terlihat pada bulan Februari, Mei, dan Juli, persentase kepuasan kinerja Jokowi berturut-turut yakni 69,5 persen, 66,5 persen, dan 65,2 persen.
Burhanuddin kemudian membandingkan tingkat kepuasan kinerja Jokowi dengan Presiden Filipina Rodrigo Duterte, meskipun tak menyebutkan sumbernya.
"Saya dapat datanya, Duterte itu yang puas 91 persen. Memang tidak setinggi Duterte, tapi yang menarik Presiden Jokowi tidak mengalami penurunan kepuasan meskipun masyarakat mengalami pandemi," katanya.
Jika ditarik sejak Jokowi menjabat pada periode pertama, Indikator mencatat kepuasan terendah terhadap kinerja Jokowi terjadi pada Juni 2015, yakni sebesar 40,7 persen.
Sementara, untuk persentase kepuasan tertinggi kinerja Jokowi sejak periode pertama, menurut data Indikator, yaitu pada September 2018 dengan angka 72,4 persen.
Burhanuddin menyebut bahwa pada 2015, kepuasan masyarakat terhadap Jokowi sempat turun drastis akibat adanya inflasi. Tetapi, selama beberapa tahun terakhir tingkat kepuasan publik pada Jokowi cenderung stabil di angka 60 persen.
Baca Juga: Keceplosan Ucap Tanggal Pernikahannya dengan Nathalie Holscher, Sule: Insya Allah Bulan...
"Bahkan pandemi itu tidak mampu menurunkan kepuasan terhadap kinerja Presiden," kata dia.
Survei Indikator ini menggunakan jumlah responden sebanyak 1.200 orang yang diwawancara via telepon.
Metode yang digunakan adalah simple random sampling dengan margin of error kurang lebih 2,9 persen.
Survei dilakukan dalam rentang antara periode 24 sampai dengan 30 September 2020.
TNI Paling Dipercaya
Indikator Politik Indonesia merilis survei terkait tingkat kepercayaan terhadap institusi pemerintah, khusunya selama pandemi Covid-19.
Berdasarkan hasil survei, Indikator mencatat TNI menempati urutan pertama sebagai institusi yang dipercaya publik dengan persentase sebesar 89,9 persen pada September 2020.
Sementara institus dengan tingkat kepercayaan publik terendah dipegang DPR RI dengan angka 58,3 persen pada bulan yang sama.
Berturut-turut, tingkat kepercayaan terhadap institusi pemerintah di antaranya Presiden RI (85,8 persen), KPK (73,2 persen), Polri (72,9 persen), dan Kejaksaan (71,3 persen).
Direktur Eksekutif Indikator Burhanuddin Muhtadi mengatakan trust terhadap institusi pemerintah cenderung menurun dari bulan-bulan sebelumnya.
"Di Bulan Februari tinggi sekali, itu sebelum pandemi. Setelah pandemi semua institjsi relatif mengalami penurunan, meskipun tidak signifikan," kata Burhanuddin dalam rilis survei Indikator bertajuk Mitigasi Dampak Covid-19: Tarik Menarik antara Kepentingan Ekonomi dan Kesehatan, secara daring, Minggu (18/10/2020).
Dari paparannya, terlihat dalam rentang Juli hingga September, ada empat institusi pemerintah yang trustnya meningkat.
Keempatnya yakni TNI (88,8%-89,9%), Presiden (79,1%-85,8%), Kejaksaan (68,4%-71,3%) , dan DPR RI (57,6%-58,3%).
Sementara, ada dua institusi pemerinyah yang cenderung menurun trennya pada rentang bulan yang sama, yakni KPK (74,7%-73,2%) dan Polri (75,3%-72,9%).
Seperti diketahui, survei Indikator ini menggunakan jumlah responden sebanyak 1.200 orang yang diwawancara via telepon.
Metode yang digunakan adalah simple random sampling dengan margin of error kurang lebih 2,9 persen.
Survei dilakukan dalam rentang antara periode 24 sampai dengan 30 September 2020.
GridPop.ID (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews dengan judul, Jokowi atau Terawan, Mana yang Lebih Dipercaya Publik Soal Penanganan Covid? Berikut Hasil Survei
Source | : | tribunnews |
Penulis | : | Arif B |
Editor | : | Veronica S |
Komentar