"Begitu pas malam gue tembak, ditolak. Nangis. Dianya nangis, gue anterin dia balik. Habis itu gue balik ke hotel, begitu nyampai di hotel baru gue yang nangis," cerita pria kelahiran tahun 1979 ini.
Karena ada teman yang menemaninya pergi ke Makassar, Wendy malu memperlihatkan wajahnya yang tengah menangis. Wendi memilih keluar ke teras kamar hotel dan hampir terjun.
"Terus gue sudah di pinggir balkon itu. 'Allahu akbar Allahu akbar'. Itu lantai 3 lumayan lho," ucapnya.
Temannya menyadari ada yang tidak beres dengan Wendy dan beberapa kali pura-pura menyuguhan makanan dan kopi ke teras. Wendi juga berakting seakan tak ada apa-apa dan akhirnya kembali ke balkon.
"Ini kalau gue lompat gue takut ini tinggi. Pada saat itu gue sudah mikir setannya, 'Kalau gue langsung mati, kalau enggak?'. Kalau gue sudah lompat kagak mati akhirnya gue jadi cacat badan gue," ucap Wendy.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Septiana Hapsari |
Komentar