GridPop.ID - Mesin pendeteksi covid-19 bernama GeNose belakangan tengah menjadi sorotan.
Pasalnya mesin baru tersebut kabarnya bakal segera digunakan di beberapa stasiun kereta api di Jawa dan Sumatera.
Namun, belum juga rencana itu terealisasi, berbagai pihak sudah mulai memberikan peringatan tentang penggunaannya.
Seperti dikabarkan Kompas.com, GeNose merupakan alat yang dikembangkan oleh tim peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) sejak Maret 2020.
Alat ini pun telah mendapat izin dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada 24 Desember 2020.
Untuk menggunakan GeNose, seseorang akan diminta mengembuskan napas ke tabung khusus.
Sensor-sensor dalam tabung kemudian mendeteksi Volatile Organic Compound (VoC) dalam napas manusia.
Perlu diketahui bahwa pola VoC dari orang sakit dan orang yang sehat akan berbeda.
Nantinya, data yang diperoleh dari embusan napas diolah dengan bantuan kecerdasan buatan sehingga memunculkan hasil.
Penemuan baru ini rupanya disambut baik oleh Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi.
Melansir Tribunnews.com, Menhub Budi Karya mengatakan pihaknya telah memesan ratusan unit GeNose untuk disebar di beberapa stasiun kereta api.
"Alat pendeteksi ini sudah kita pesan 200 unit untuk 44 titik (stasiun) di Jawa dan Sumatera," jelas Budi Karya saat melakukan uji coba GeNose C19 di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, Minggu (24/1/2021).
Ia juga menyebutkan akan memberlakukan tes covid-19 dengan alat GeNose di stasiun kereta api mulai 5 Februari 2021.
Menurutnya, alat buatan anak negeri ini bisa menjadi opsi menarik mengingat GeNose menawarkan harga yang lebih terjangkau.
"Karena kereta api ada jarak-jarak tertentu, katakan Jakarta-Bandung Rp 100.000, kalau mesti antigen Rp 100.000 lagi itu kan mahal, apalagi tarif bus yang lebih murah lagi, ada yang cuma Rp 40.000 - Rp 50.000," ujar Budi.
"Tapi, dengan GeNose ini harganya hanya Rp 20.000. Apalagi kalau nanti dengan skala besar bisa lebih murah menjadi Rp 15.000, jadi lebih terjangkau.
Namun terkait hal itu, baru-baru ini juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito memberikan tanggapan sekaligus peringatannya.
Melansir Kompas.com, Wiku menegaskan bahwa GeNose tidak dapat menggantikan swab test PCR.
Menurutnya, mesin baru ini hanya bisa difungsikan sebagai alat screening atau penyaringan kasus covid-19.
"Perlu diingat bahwa metode geNose berfungsi untuk screening dan tidak bisa menggantikan PCR yang berfungsi untuk diagnosis," ujar Wiku, dikutip dari tayangan di kanal YouTube BNPB, Jumat (29/1/2021).
Meski begitu, ia tetap mendukung rencana Menhub Budi Karya untuk menyediakan GeNose di stasiun kereta api maupun terminal bus.
Wiku juga mengatakan, penggunaan GeNose akan diatur dalam perpanjangan surat edaran (SE) pelaku perjalanan dalam negeri dan luar negeri.
Dalam SE disebutkan, khusus moda transportasi kereta api jalur non-aglomerasi atau jarak jauh ditambahkan adanya alat screening baru, yakni GeNose19 sebagai syarat perjalanan opsional selain PCR atau rapid test antigen.
"Diharapkan GeNose dapat menjadi opsi tambahan jika terjadi penumpukan pelaku perjalanan di stasiun kereta api," tutur Wiku.
"Mengingat hanya perlu waktu singkat bagi alat ini untuk memberikan hasil dengan tingkat akurasi mencapai 93 persen," tambahnya.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com |
Penulis | : | Sintia N |
Editor | : | Sintia N |
Komentar