Bambang mengatakan, metode saliva sudah diterapkan di sejumlah negara.
Ia beraharap, Indonesia bisa segera menerapkan tes saliva PCR sehingga test Covid-19 bisa dilakukan lebih cepat dan murah ketimbang swab PCR.
Melansir dari GridHealth.ID, Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Infectious Diseases menyatakan, virus SARS-CoV-2 dapat dideteksi pada air liur pasien.
Studi ini mengungkapkan bahwa jumlah virus dalam air liur berhubungan dengan tingkat keparahan penyakit.
Serupa dengan penelitian dengan sampel hidung atau tenggorokan, laporan ini menunjukkan bahwa SARS-CoV-2 masih dapat dideteksi dalam air liur selama 20 hari atau lebih setelah diagnosis awal.
Laporan ini dapat mendukung gagasan bahwa air liur mungkin dianggap tepat.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Gridhealth |
Penulis | : | Septiana Hapsari |
Editor | : | Septiana Hapsari |
Komentar