GridPop.ID - Jumat (12/03) kemarin polisi berhasil mengamankan pemimpin ajaran Hakekok yang berinisial A (32).
Sebab, seperti yang dilansir dari Kompas.com, A bersama belasan pengikut ajaran Hakekok lain menggelar ritual mandi telanjang.
Kini barang bukti pun telah diamankan polisi, salah satunya alat kontrasepsi.
Berdasarkan pengakuan A kepada Ketua Majlis Ulama Indonesia (MUI) Pandeglang Hamdi Ma'ani, ritual ini digelar untuk menyucikan diri setelah bertahun-tahun berharap kaya namun tidak terkabul.
"Akhirnya setelah melakukan rajaban kemarin, mereka memutuskan untuk menyucikan diri, bebersih dan bubar," kata Hamdi kepada wartawan di Pandeglang, Jumat (12/3/2021).
Mereka mandi bersama di penampungan air PT GAL di Desa Karangbolong, Kecamatan Cigeulis, Pandeglang, Kamis (11/3/2021).
Sontak hal tersebut membuat geger masyarakat hingga melaporkan kejadian ini ke pihak yang berwajib.
Sebanyak 16 orang tersebut akhirnya diamankan oleh pihak kepolisian Polres Pandeglang.
"Ada 16 orang yang diamankan, terdiri dari lima perempuan dewasa, delapan laki-laki, dan tiga anak-anak," kata Wakapolres Pandeglang Kompol Riky Crisma Wardana, seperti yang dikutip dari Tribunnews.com.
Kompol Riky Crisma Wardana juga mengatakan, ajaran Hakekok pertama kali dibawa oleh E, warga Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor yang kini sudah meninggal.
Kemudian diteruskan oleh warga berinisial A pria yang berusia 52 tahun yang mengaku sebagai murid pemimpin ajaran Hakekok.
Riky meminta masyarakat Pandeglang khususnya di Kecamatan Cigeulis untuk tidak khawatir dengan adanya kegiatan yang dilakukan oleh kelompok tersebut.
Lantaran kasus tersebut sudah ditangani oleh kepolisian.
Sejumlah barang bukti dari rumah pimpinan aliran Hakekok berisial A itu pun sudah diamankan, antara lain keris, kemenanyan, hingga alat kontrasepsi.
Bukan kali pertama
Dijelaskan Hamdi, pihaknya memang baru menerima informasi soal kelompok tersebut sekitar satu minggu.
Namun kata dia, ajaran Hakekok sudah ada bertahun-tahun di Desa Karangbolong, Cigeulis.
Bahkan, kata Hamdi, MUI Kecamatan Cigeulis dan juga tokoh masyarakat setempat sudah pernah melakukan pembinaan kepada kelompok tersebut.
"Sudah pernah dibina, sudah kondusif, muncul lagi sekarang di luar sepengetahuan kami," kata Hamdi.
Namun kemarin, kata Hamdi, saat ditemui di Polres Pandeglang, pimpinan kelompok tersebut mengakui kesalahannya dan ingin tobat.
"Dia merasa bersalah, siap dibenarkan, siap dibimbing dan dibina. Pengen tobat," kata Hamdi.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com |
Penulis | : | Arif B |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar