GridPop.ID - Pandemi virus corona di Indonesia maupun duni belum juga menemukan titik terang.
Sudah berjalan satu tahun lebih, penyebaran virus Covid-19 belum juga mereda.
Akhir-akhir ini, di dunia satu per satu mulai ditemukan varian virus corona jenis baru.
Ya, virus corona ini mulai bermutasi dan muncul jenis-jenis baru yang disebut-sebut lebih mudah menyebar dari jenis sebelumnya.
Melansir dari Kompas.com, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Menular Langsung Ditjen P2P Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, varian virus corona N439K terdeteksi di Indonesia sejak November 2020.
"Sejak akhir November sudah dilaporkan ada N439K karena semua mutasi harus dilaporkan ke Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID)," kata Nadia, Sabtu (13/3/2021).
Namun, sampai dengan sekarang belum bisa dideteksi jumlah kasus virus corona N439K ini di Indonesia.
Mutasi virus corona N439K ini masih sangat baru dan masih dalam tahap kajian di Organisasi Kesehatan Duia (WHO).
Ahli biologi molekuler Indonesia, Ahmad Utomo, mengatakan bahwa mutasi virus corona N439K ini relatif lebih mudah menular dan ada kemungkinan bisa lolos (kebal) dari antibodi vaksin Covid-19 yang ada saat ini.
"Ada kemungkinan varian ini (N439K) ini bisa lolos dari sebagian antibodi paska vaksin, maka pemerintah perlu perkuat kontak telusur yaitu T kedua (tracing) dari 3T," kata Ahmad dikutip dari Kompas.com, Jumat (12/3/2021).
Masih melansir dari Kompas.com, beberapa waktu lalu, Ikatan Dokter Indonesia (IDI), telah memberikan himbauan soal virus corona N439K ini.
Adapun mutasi virus ini merupakan mutasi varian virus corona di Inggris.
Ketua IDI Daeng M Faqih menjelaskan, N439K sudah ditemukan di 30 negara dan disebut lebih cerdas dari virus corona sebelumnya.
"Varian N439K ini yang sudah lebih di 30 negara ternyata lebih smart dari varian sebelumnya karena ikatan terhadap reseptor ACE2 di sel manusia lebih kuat, dan tidak dikenali oleh polyclonal antibody yang terbentuk dari imunitas orang yang pernah terinfeksi," ujar Daeng, Rabu (10/3/2021).
Epidemiolog Indonesia di Griffith University Australia Dicky Budiman mengungkapkan, ada hal yang perlu diluruskan dari penyampaian informasi mutasi dan varian virus corona.
"N439K itu mutasinya, kalau variannya ya saat ini ada 4 yang masih menjadi pengamatan dunia, varian di Afrika, New York, Brazil, dan Inggris," ujar Dicky, Jumat (12/3/2021).
Menurutnya, mutasi virus corona ada banyak, salah satu bentuk yang merugikan yakni N439K.
"Jadi, mutasi itu yang misal di varian banyak yang diutamakan di Eropa juga ditemukan juga mutasi N439K ini," lanjut dia.
Selain itu, Dicky menyampaikan bahwa berdasarkan data terbaru menunjukkan akuisisi mutasi N439K meningkatkan pengikatan hACE2, yang dapat memiliki implikasi in vivo dalam konteks infeksi (reinfeksi) dan penularan.
Karena mutasi N439K ditemukan di Eropa, mutasi ini juga ditemukan pada varian virus corona B.1.258, tepatnya pada protein spike.
Tak hanya itu, masyarakat harus mewaspadai sifat mutasi N439K yang mampu reinfeksi terhadap penyintas Covid-19.
Dicky menyampaikan, mutasi ini sama dengan strain baru, termasuk B117.
"Orang yang sudah pernah terinfeksi juga bisa terinfeksi lagi," ujar Dicky.
Bahkan, ia menceritakan, di Brazil ada seorang warga yang menderita Covid-19 dengan dua strain sekaligus.
Kemampuan N439K lain yang patut diwaspadai adalah mutasi ini dapat menurunkan efikasi vaksin.
Karena kemampuan ini, mutasi N439K dapat menyiasati atau menghindari antibodi.
Lantaran memiliki kemampuan yang "cerdas", Dicky mengungkapkan, mutasi ini dapat diatasi menggunakan vaksin berbasis m-RNA, seperti Moderna dan Pfizer.
Menurutnya, vaksin berbasis m-RNA dapat merespons RNA milik mutasi N439K, sehingga mampu dengan cepat mengatasi virus tersebut.
Selain itu, vaksin berbasis m-RNA juga dapat dimodifikasi, sehingga ketika ada strain baru masih bisa diatasi dengan vaksin tersebut.
Tidak hanya mengandalkan vaksin, Dicky menegaskan kepada pemerintah dan masyarakat untuk tetap patuhi 3T yakni pemeriksaan dini (testing), pelacakan (tracing), dan perawatan (treatment).
Kemudian, melaksanakan 5M yakni memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilisasi dan interaksi.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Kompas Health |
Penulis | : | Septiana Hapsari |
Editor | : | Septiana Hapsari |
Komentar