GridPop.ID - Kisah unik datang dari pemilik mushala Darul Iman Attauhid di Kampung Karokrok, Desa Jatiragas Hilir, Kecamatan Patokbeusi, Kabupaten Subang.
Bagaimana tidak Haji Sugandi membangun mushala itu dengan bertahtakan empat emas batang.
Sebanyak 60 kuli bangunan yang membantu membangun mushola milik Yayasan Putra Galunggung Darul Iman Attauhid sekaligus itu bahkan dihadiahi masing-masing sebuah sepeda motor.
Maka tak heran jika Haji Sugandi mengaku pembangunan Mushala seluas 5.000 meter persegi itu menghabiskan dana hingga Rp 11 miliar.
"Biayanya lebih kurang Rp 11 miliar termasuk ornamen dan reward untuk pekerja," ujar Encep Hasan Basri, juru bicara sekaligus kerabat Sugandi, seperti yang dikutip dari Kompas.com.
Dikatakan Haji Sugandi satu sepeda motor yang diberikan pada pekerjanya bernilai kurang lebih Rp 14 juta.
"Masing-masing pekerja satu motor. Saat itu harganya sekitar Rp 14 jutaan," ungkapnya.
Mushala yang dibangun sejak 2014 hingga 2017 ini berlantai dan berdinding marmer.
Di langit-langit mushala ada lukisan awan berikut ornamen bintang.
Di teras mushala terdapat empat emas batangan yang ditanam di lantai.
Tak cukup sampai di situ, pengurus mushala juga menyebut terdapat berlian yang berada di menara yang bertuliskan mercusuar dunia.
Selain itu, terdapat mushala khusus bagi mereka yang dari perjalanan jauh dengan dindingnya yang bercorak coklat, langit-langit berlukiskan awan dan lampu kristal.
Di kompleks mushala juga terdapat tempat ibadah bagi warga non-muslim, taman, dan tempat istirahat.
Meski begitu, mushala yang berada di sudut kota Subang itu, kata Encep, dibangun bukan untuk menunjukkan kemewahan, melainkan untuk menumbuhkan rasa nyaman saat beribadah.
Sebab, tamu yang datang ke yayasan milik Sugandi kian hari kian banyak. Oleh karena itu, mushala ini didirikan jauh dari keramaian.
"Biar saat beribadah nyaman, khusyuk. Saat masuk ke lingkungan pun pikiran menjadi segar dan teduh," ujar dia.
Encep mengatakan, kegiatan keagamaan di mushala itu dilakukan seperti biasa. Setiap malam Senin dan Jumat dilakukan pengajian.
Sebagai tambahan informasi, seperti yang dikutip dari Tribun Jogja, emas batangan yang ditanam di mushala mewah ini mempunyai berat 2 kilogram.
Uniknya, di dalam kompleks mushala juga terdapat tempat ibadah bagi umat non-muslim, taman, hingga tempat istirahat.
"Melambangkan toleransi, di depan kan ada tulisan Bhineka Tunggal Ika," ujar Encep Hasan Basr.
Encep menyebut, bangunan mushala, ornamen, berikut bangunan di sekitarnya mempunyai filosofi masing-masing.
Gridpop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Tribun Jogja |
Penulis | : | Arif B |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar