GridPop.ID - Melonjaknya kasus Covid-19 di Tanah Air belakangan ini membuat para perajin peti jenazah sampai kewalahan.
Dilansir dari Tribunnews.com, bahkan saat disambangi awak media untuk diwawancarai pada, Rabu (6/7/2021) Aris, si perajin peti berujar tak bisa menjamu saking sibuknya mengejar target.
Seiring dengan jumlah kasus Covid-19 yang terus naik tajam, perajin peti jenazah di bawah naungan CV. Sahabat Duka yang berlokasi di TPU Pondok Kelapa, Jakarta Timur ini kebanjiran orderan.
Setiap harinya, Aris menyebut bahwa ia bersama karyawan lain mesti menyelesaikan target yang telah ditentukan oleh sang bos yang mencapai puluhan peti jenazah.
Bahkan orderan dari customer tersebut diakui tak pernah berhenti dan terus berdatangan.
Pesanan tersebut datang baik dari pihak Rumah Sakit maupun perorangan.
Dominasi pemesan berasal dari Jadetabek.
"Buat sekarang bisa sampai 40 peti keluar per hari," katanya sambil tetap melakukan pekerjaan.
Tingginya pesanan peti jenazah kali ini diakui Aris paling tinggi sejak pandemi corona melanda Tanah Air.
Terlebih Aris menuturkan jika kabar kematian makin sering ia dengar berbarengan dengan bertambahnya jumlah pasien dan korban meninggal yang kerap ia lihat di media.
"Ini tertinggi sih, dibanding yang pertama kali," ucapnya singkat dengan baju penuh cipratan cat.
Meski kini ia merasa senang lantaran dapat memenuhi target, namun di sisi lain Aris merasa sedih kian banyak yang meregang nyawa akibat Covid-19.
"Kalau senang ya pasti, penghasilan jadi bertambah juga buat keluarga, tapi kan kalau begini (pesanan banyak) berarti banyak yang meninggal juga, jadi sedih juga," tutur Aris sambil memperhatikan detail hasil cat yang dituangnya.
Ia lantas mengingatkan terkhusus para rekan pers agar tetap menjaga kesehatan, mengingat kondisi yang kian memprihatinkan.
"Makanya bang, jaga kesehatan yang terpenting, kondisinya lagi kaya gini," katanya.
Sementara itu dilansir dari Kompas.tv, dilema yang dirasakan perajin peti jenazah juga dialami oleh pengusaha di Blitar.
Bahkan tempat produksi peti jenazah milik Catharina Anjar di kelurahan Beru, Kabupaten Blitar ini mengaku dalam satu pekan bisa memperoleh 10 pesanan peti dari pihak Rumah Sakit.
Tak sampai di situ, ia sempat berhenti berproduksi dengan alasan merasa sedih akan melonjaknya kasus corona di Indonesia.
Namun akhirnya Catharina diminta kembali untuk membuat peti jenazah lantaran rumah sakit banyak mengalami kekurangan.
GridPop.ID (*)
Source | : | Tribunnews.com,Kompas.tv |
Penulis | : | Ekawati Tyas |
Editor | : | Ekawati Tyas |
Komentar