Dilansir dari Kompas.com, aksi para olahragawan ini menjadi angin segar di tengah dunia yang juga belum pulih dari pandemi Covid-19.
Apa saja aksi kebaikan yang amat menyentuh ini?
1. Bersedia menjadi penerjemah meskipun kalah bersaing
Kanoa Igarashi, atlet selancar dari Jepang, harus menelan kekecewaan ketika kalah dari Italo Ferreira, atlet asal Brasil, dalam debut olimpiadenya.
Bukan hanya kalah di kandang, ia juga harus menerima banyak ejekan di media sosial dari warganet Brasil yang terkenal rasial.
Meski demikian, peselancar berdarah Jepang-Amerika ini menunjukkan kelasnya dengan berbaik hati menjadi penerjemah untuk Ferreira.
Fasih berbahasa Portugis, ia membantu pesaingnya itu memahami pertanyaan wartawan di jumpa media saat pemberian medali. “Ya, terima kasih, Kanoa,” kata Ferreira yang baru belajar berbahasa Inggris.
2. Sepakat berbagi medali
Momen mengharukan tercipta ketika Gianmarco Tamberi dari Italia dan Mutaz Barshim dari Qatar sepakat untuk berbagai medali emas cabang lompat tinggi putra.
Keduanya bersaing ketat dan sukses melompat hingga ketinggian palang maksimal 2,39 meter, rekor tersendiri di olimpiade.
Source | : | Kompas.com,tribunnews |
Penulis | : | Lina Sofia |
Editor | : | Veronica S |
Komentar