GridPop.ID - Setiap orang pasti gemar mengkonsumsi minuman manis.
Apalagi jika dikonsumsi saat cuaca panas, minuman manis yang dingin pun kerap jadi pilihan untuk melepas tenggorokan.
Namun, siapa sangka kebiasaan minum minuman manis ternyata memiliki bahaya tak main-main bagi tubuh.
Apalagi jika hal itu dipadukan dengan pola hidup yang kurang gerak dan banyak rebahan (sedentary).
Dilansir dari laman kompas.com, belum lama ini, topik mengenai kebiasaan minum minuman manis juga menjadi perbincangan di media sosial Twitter melalui sebuah utas yang diunggah akun @afrkml.
Banyak dari kita yang sebetulnya sudah menyadari risiko kesehatan di balik kebiasaan mengonsumsi sesuatu yang manis.
Namun, karena efeknya tak langsung terlihat, banyak yang mengabaikannya.
"Efek kesehatan tersebut tidak langsung terlihat. Makan banyak hari ini besok langsung kejadian, enggak. Butuh waktu lama yang secara kronik atau bertahun-tahun," ungkap dr Raissa Edwina Djuanda, MGizi, SpGK kepada Kompas.com, Rabu (4/8/2021).
Gejala baru dapat terlihat ketika kita sudah terkena penyakit tertentu akibat terlalu banyak minum minuman manis.
Misalnya, seseorang yang terkena diabetes dapat mengalami gejala awal seperti banyak makan dan minum, serta banyak buang air kecil.
Orang tersebut juga mungkin mudah sekali merasakan haus.
"Jadi memang harus waspada kalau kita jadi gampang banget haus, minumnya jadi banyak banget, gampang lapar, ditambah buang air kecil juga banyak," tuturnya.
Ancaman penyakit
Kebiasaan minum minuman manis seiring waktu dapat menyebabkan seseorang mengalami obesitas.
Menurut dokter yang berpraktik di MMC Hospital dan RSPI Puri Indah itu, obesitas dapat memicu sejumlah kondisi kesehatan lain, seperti diabetes, sindrom metabolik, perlemakan hati, kolesterol, obstruktif sleep apnea, dan masalah kesehatan mental seperti depresi.
Saat ini, banyak pula yang mengalami sindrom polikistik ovarium (PCOS) akibat kebiasaan minum minuman manis.
Komplikasi obesitas juga dapat menyebabkan kondisi seperti asam urat, gangguan sendi, dan lainnya.
"Jadi kalau sudah kena obesitas sebenarnya penyakit lain mengikuti," ungkap dokter yang juga berbagi konten seputar gizi lewat akun YouTube "Dokter Raissa Djuanda" itu.
Raissa juga mengingatkan bahwa komplikasi obesitas juga bisa terjadi pada orang-orang di usia muda.
Beberapa pasiennya bahkan berusia di bawah 17 tahun.
"Saya menemukan beberapa kasus anak yang usianya di bawah 17 tahun beberapa di antaranya sudah mengalami hipertensi atau darah tinggi akibat kegemukan."
"Jadi harus hati-hati karena dari anak saja ternyata sudah bisa mengalami komplikasi ini," tuturnya.
Mengurangi kebiasaan minum minuman manis
Minuman seperti boba atau es kopi susu dengan gula aren memang menyegarkan.
Namun, penting untuk diperhatikan agar kita tak mengonsumsi gula harian berlebih. Sebab, mengonsumsi sesuatu yang manis dapat menimbulkan kecanduan.
Bukannya berhasil mengontrolnya, porsi yang kita konsumsi malah bisa bertambah dari hari ke hari.
Menurut Raissa, penting untuk berusaha membiasakan diri untuk tidak makan atau minuman manis.
"Sifatnya gula ini adiktif. Jadi kalau kita sudah terbiasa, pasti kita akan cari terus," ucapnya.
Jika kita mengonsumsi minuman kemasan, pastikan melihat tabel gizi sebelum meminumnya.
Pilihlah produk dengan kandungan gula yang lebih sedikit.
Namun, di luar minuman kemasan, kita harus cermat menghitung gula yang kita asup.
Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), rekomendasi asupan gula harian sebaiknya tak lebih dari 50 gram atau empat sendok makan.
Jika kita mengonsumsi minuman dengan dua sendok makan gula, pastikan di sisa hari itu kita tak mengonsumsi gula lebih dari dua sendok makan, baik dari makanan maupun minuman.
"Jadi dihitung saja. Misal sudah minum kopi dua sendok, artinya jatah harian hanya sisa dua sendok makan lagi. Itu mungkin sudah terpenuhi dari makanan dan minuman yang diasup selain kopi tadi."
"Jadi, jangan ditambahkan yang manis-manis lainnya," kata Raissa.
Penyebab Diabetes
Sementara itu dilansir oleh Gridhelath.ID dari laman p2ptm.kemkes.go.id, berkaitan dengan gaya hidup ternyata ada beberapa hal yang tidak disadari bisa jadi penyebab diabetes tipe 2.
Berikut di antaranya:
1. Tidak melakukan pemeriksaan gula darah secara teratur
Begitu terdapat gejala seperti lemas ataupun seperti gejala yang disebutkan sebelumnya, periksakan segera diri ke dokter.
Sebab seringkali diabetes bisa dikelola dengan baik lewat pendeteksian dini.
2. Nutrisi yang tidak seimbang
Pola makan seseorang yang tidak memiliki nutrisi seimbang cenderung meningkatkan gula darah.
Menu makanan yang hanya didominasi oleh karbohidrat, lemak, dan makanan berkolesterol membuat darah akan penuh dengan kolesterol.
Lain halnya dengan serat dan sayuran yang membuat nutrisi terserap sempurna.
3. Aktifitas fisik yang tidak seimbang
Ketika jam kerja selama 8 jam hanya didominasi oleh kegiatan duduk saja, maka otot tubuh tidak akan terlatih dengan baik.
Terlebih lagi peredaran darah akan tersumbat karena darah tidak mengalir ketika kolesterol dan lemak jahat dalam darah tidak dikeluarkan melalui aktifitas fisik yang menghasilkan keringat.
4. Mengonsumsi minuman yang disertakan Pemanis Buatan
Kadar glukosa berlebih dalam darah juga bisa disebabkan oleh pemanis buatan.
Mengapa begitu? Karena pemanis sederhana tidak memerlukan waktu lama untuk diserap oleh tubuh, sedangkan pemanis buatan akan bertahan dalam darah dan merusak sistem kerja insulin.
5. Cemilan tidak sehat
Apa yang kita konsumsi merupakan pilihan. Jika tidak pintar dalam memilih cemilan, seperti coklat atau es krim, maka glukosa dalam darah meningkat.
Pilihlah dengan pintar cemilan yang menyehatkan bagi aliran darah dan tentu saja diri sendiri, seperti buah, sayur ataupun biji-bijian.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Gridhealth |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar