GridPop.ID - Salah satu siswi di Sulawesi Barat menolak saat diminta untuk menjadi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) di tingkat Provinsi.
Dilansir dari TribunJabar.id, Kristina adalah siswi SMAN 1 Mamasa yang mengaku merasa trauma dan kecewa karena gagal menjadi Paskibraka nasional mewakili Sulawesi Barat.
Meski sempat gagal menjadi Paskibraka nasional, Kristina ditawari menjadi bagian dari Paskibraka di Provinsi Sulawesi Barat.
Melansir Kompas.com, Kristina merupakan siswi kelas 11 SMAN 1 Mamasa, Sulawesi Barat.
Kristina sebelumnya pernah dinyatakan lulus seleksi namu gagal menjadi Paskibraka di Istana Negara sebagai perwakilan Sulbar lantaran dinyatakan positif Covid-19.
Ia mengaku kini lebih memilih hidup tenang di desanya bersama keluarga.
“Saat ini saya hanya bisa berdoa semoga Tuhan tetap memberi saya yang terbaik. Dan suatu saat saya bisa meraih impian dan cita-cita saya untuk membanggakan kedua orangtua,” tutur Kristina, Jumat (13/8/2021).
Terkait keputusan Dinas Pendidikan dan Olahraga (Dispora) yang menganulir namanya usai hasil swab pertama, Kristina merasa ada yang janggal.
Bukan tanpa alasan, dua hari setelah diswab pertama di Puskesmas Binanga, Kristina kemudian melakukan swab mandiri di Puskesmas Mamasa dan hasil yang diperoleh pun negatif.
Meski telah menunjukkan hasil tes negatif tersebut pada Dispora Sulbar, tapi hak Kristina menjadi paskibraka nasional tetap dicabut.
Kejanggalan kian dirasakan lantaran pengganti Kristina sebagai perwakilan Sulawesi Barat bukan peserta yang berada di peringkat kedua dibawahnya dari Kabupaten Pasangkayu.
Pengganti Kristina berasal dari luar yang bahkan namnaya tak ada dalam deretan peringkat yang telah diseleksi dispora sebelumnya.
kekecewaan juga dirasakan oleh paman Kristina, Melki Sedek.
“Sejak (Kristina) gagal jadi Paskibraka, saya hanya terus mendampingi sambil berusaha memberi semangat agar tidak larut dengan kekecewaannya,” ujar Melki.
Salah satu perwakilan keluarga, Habel Salta mengaku, kejanggalan yang dialami Kristina berupa tes PCR yang dilakukandan dirasa tidak transparan.
Terlebih, Kristina menerima hasil tes PCR-nya beberapa jam sebelum keberangkatannya ke Jakarta, Sabtu (24/7/2021).
"Kejangalan yang kami dapat, pihak yang menangani kurang kejelasan sehingga kami mengadakan tes ulang bersama Dinas Kesehatan Mamasa dan ada hasilnya dinyatakan negatif," ujar Habel saat diwawancara wartawan, Rabu(28/7/2021).
Diketahui, Kristina adalah gadis yang berprestasi yang tinggal di pelosok Kota Mamasa.
Meski gagal jadi Paskibraka nasional, namun remaja tersebut berharap kelak dapat menjadi polwan yang baik dan mengabdi secara tulus pada negara.
Sementara itu, Kepala Dispora Sulawesi Barat Muhammad Hamzih memberikan klarifikasi dan menyebut tak ada upaya untuk menyingkirkan Kristina.
Terkait keputusan mengadakan tes PCR ulang merupakan murni berdasarkan instruksi Kementerian Pemuda dan Olahraga.
Hamzah menuturkan ia telah meminta toleransi pada panitia nasional agar Kristina dapat menjadi anggota Paskibraka usai menjalani isoman, namun upayanya gagal.
"Saya meminta satu minggu tapi mereka (pihak Jakarta) meminta sampai hari Senin," ujar Hamzih.
Terkait kepulangan Kristina yang tidak didampingi oleh pihak Dispora Sulbar, Hamzih mengatakan, ketika Kristina dinyatakan positif Covid-19, itu menjadi kewenangan Satgas Covid-19 sesuai arahan Gubernur Sulawesi Barat Andi Ali Baal Masdar.
"Jadi saya tegaskan tidak ada satu pun permainan dan menggoda saya untuk mencoba-coba mengubah hasil seleksi (Paskibraka) kemarin untuk wilayah Sulbar," ujar Hamzih.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,TribunJabar.id |
Penulis | : | Ekawati Tyas |
Editor | : | Ekawati Tyas |
Komentar