Puluhan tahun berpisah dengan anak dan istri Kakek Bakri yang juga kerap dipanggil Daeng Patanga itu mengaku, Nunukan yang merupakan perbatasan RI – Malaysia ia pilih karena bisa memantau kabar anaknya lebih dekat dan mudah.
"Saya sudah puluhan tahun berpisah dengan anak istri. Suatu saat mereka pasti tahu keberadaan saya di Nunukan," katanya yakin.
Selama 5 tahun ini, dia terus berpindah dari satu kebun ke kebun lain.
Rindu pada putranya yang mengalami gangguan bicara, di tengah alunan gambus, Bakri bercerita bahwa anak laki lakinya mengalami gangguan bicara sejak duduk di bangku sekolah dasar.
Sampai hari ini, tidak ada yang tahu mengapa putra semata wayangnya tersebut mendadak bisu.
"Yang menjadi penyesalan saya, karena saya jauh dan hilang kontak dengan anak dan istri. Kalau dibilang rindu, rasanya apa pun yang saya lakukan sepertinya tidak bisa menebus jarak dan kondisi yang terjadi pada mereka selama saya tidak ada di tengah mereka," katanya.
Dari kabar yang ia dengar, putranya sudah sering dibawa berobat ke orang pintar maupun dokter, namun sayangnya belum ada perubahan atas kondisi anaknya.
Rasa penyesalan, bersalah dan bercampur kerinduan itu pula yang membuatnya serba salah, selama ini, keadaan memaksanya tak dapat kembali ke Malaysia.
Source | : | Kompas.com,Tribun Medan |
Penulis | : | Lina Sofia |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar