GridPop.ID - Kisah tragis bersimbah darah kembali menimpa seorang wanita akibat ulah tangan pria.
Mirisnya lagi, wanita tersebut justru babak belum bersimbah darah di tangan suaminya sendiri.
Ya, untuk kesekian kalinya, kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) memakan korban kaum hawa.
Kasus tersebut dilaporkan terjadi di wilayah Mississippi, Amerika Serikat sekitar 2019 lalu.
Yang lebih mengejutkan lagi, pelaku kekerasan tersebut ternyata bukan orang sembarangan.
Seperti diwartakan GridPop (24/5/2019) silam, pria tersebut adalah seorang politisi dari Partai Republik, salah satu partai terbesar di Amerika.
Sontak saja kasus KDRT ini langsung mendapat sorotan tajam dan menuai kecaman publik.
Dikutip dari The Independent dan Kompas.com, Rabu (22/5/2019), pelaku bahkan didesak untuk mengundurkan diri setelah dilaporkan melakukan pemukulan kepada istrinya.
Doug McLeod, seorang anggota dewan dari Mississippi ditahan pada Sabtu (18/5/2019) dan dijerat dengan tuduhan Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT).
Politisi berusia 58 tahun itu diyakini tengah mabuk saat serangan kepada sang istri terjadi.
Petugas melaporkan bahwa ditemukan pelaku memegang segelas alkohol di tempat kejadian.
Berdasarkan keterangan The Sun Herald, aksinya itu menyebabkan pendarahan di hidung sang istri.
Polisi juga menemukan bercak darah di kamar tidur mereka.
Ketika polisi memberi tahu McLeod bahwa mereka merespon adanya laporan KDRT di rumahnya, dia heran dan kemudian bertanya "Apa kalian bercanda".
Diwartakan WLOX News, seorang perempuan yang berada di dalam rumah McLeod mengatakan bahwa sang politisi telah meninju istrinya di kamar tidur.
Perempuan tersebut melindungi istri McLeod dan mengaku, dia langsung menyembunyikan si istri di kamar tidur dan menguncinya.
McLeod pun datang dan langsung menggedor-gedor.
Kepada perempuan lain, McLeod mengatakan dia bakal membunuh anjing kesayangan istrinya jika mereka tidak membukakan pintu dan mengizinkannya masuk.
Dalam keterangan saksi, McLeod disebut melayangkan tinju ke istrinya hanya karena masalah sepele.
McLeod emosi lantaran si istri dianggap lambat melepas baju ketika dia ingin berhubungan intim.
Istri McLeod yang tak disebutkan identitasnya itu tak bersedia mendapat perawatan dari paramedis ketika mereka sampai di lokasi kejadian.
Namun, dia berjanji bersama anaknya bakal datang ke rumah sakit sehingga polisi mempunyai laporan tentang jenis luka dan kekerasan yang dialaminya.
Ketua DPR Mississippi Philip Gunn seperti dilansir USA Today meminta McLeod untuk mengundurkan diri jika kabar penganiayaan itu ternyata benar.
"Saya telah mencoba menghubungi anggota DPR McLeod untuk meminta surat pengunduran diri jika ternyata pemberitaan yang terjadi itu benar," ucap Gunn.
Ketua Partai Republik Mississippi Lucien Smith juga sependapat dengan Gunn.
"Jika tuduhan terhadap McLeod benar, dia harus segera mengundurkan diri. Kekerasan dalam bentuk apapun sangat tak bisa diterima. Saya mengutuknya secara keras," ucapnya tegas.
Sementara itu, Departemen Sheriff George Country terus menyelidiki kasus ini.
Untuk saat ini, McLeod bebas dengan jaminan.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,The Independent |
Penulis | : | Sintia N |
Editor | : | Sintia N |
Komentar