GridPop.ID - Demi menggeluti hobi, orang pasti tak akan pandang bulu mengeluarkan kocek dalam.
Diakui oleh pemilik burung merpati yang rela seekor burung merpati miliknya itu dibeli orang lain dengan harga fantastis.
Kisah burung merpati itu laku terjual seharga Rp 1,5 Miliar heboh di media sosial.
Kisah ini satu diantaranya diunggah akun Instagram @beritapekalongan1 diposting dengan diberikan caption "Merpati Jaguar sejodo milik warga Wonopringgo team kenwood laku dibeli orang dengan harga Rp 1,5 Milyar... Woow... Mantepp.".
Dilansir dari Tribun Solo, sosok pemilik sebelumnya adalah Muhammad Joned (37), warga Wonopringgo, Kecamatan Wonopringgo, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah
Ternyata burung merpati tersebut selalu menjadi juara saat perlombaan.
Burung itu dibeli oleh orang Jakarta dengan harga Rp 1,5 Miliar.
Wartawan langsung mendatangi kandang burung merpati dan langsung ketemu dengan pemilik burung tersebut.
Joned mengatakan, dirinya telah 21 tahun bergelut dengan merpati, khususnya merpati kolong.
Sebab ia pikir, tak mungkin merpati kolong bisa hebat tanpa perawatan dan latihan yang asal-asalan.
"Awalnya burung itu (Jaguar) sering juara ketika dilombakan. Kemudian ada seorang bos dari Jakarta, dua tahun lalu datang ke kandangnya nawar untuk membeli jaguar dengan harga Rp 600 juta namun saya tolak, terus beberapa hari yang lalu datang lagi nawar Rp 1 M belum tak kasih juga, setelah itu menghubungi saya nanya pas nya berapa aku jawab Rp 1,5 M dan itu langsung deal."
"Akhirnya, pembeli itu langsung datang ke sini dan burung langsung di boyong bos dari Jakarta yang namanya om ping ping," kata Muhammad Joned, Sabtu (25/9/2021) sore.
Saat disinggung mengenai, apakah menyesal ketika burung merpati yang disayangi dan sering menjadi juara dibeli orang? Joned mengatakan, awalnya menyesal sekali bahkan tidak sempat tidur semalaman.
"Satu malam saya tidak bisa tidur mas, karena saking sayangnya dengan burung itu, prestasinya burung itu luar biasa," ucapnya.
Menurutnya, jaguar ketika dipegang saya sudah memperoleh teropi banyak sekali.
"Puluhan piala sudah didapatkan, umur burung tersebut sekitar 5 tahun dan sudah tua di kandangnya," ujarnya.
Hingga kini, Joned masih berternak merpati kolong. Merpati-merpati hasil rawatannya telah banyak dibeli orang.
Saat ini, masih ada 25 burung yang sedang dilatih dan mempunyai trah juara semua.
Proses pembayaran burung merpati seharga Rp 1,5 Miliar ini dibayar secara tunai.
"Saya tidak sempat menghitung uang tersebut, karena saya percaya dengan pembelinya. Pembeli burung merpati saya itu juga teman saya," ucapnya.
Joned mengungkapkan, pembeli burung merpati jaguar itu juga penghobi burung dan pemain burung.
"Karena saya sedang bangun rumah, uang tersebut akan digunakan untuk membangun rumah," ungkapnya.
Baca Juga: Dibeli Seharga Rp 1 Miliar, Burung Merpati di Bandung Ini Punya Keunikan Tersendiri, Seperti Apa?
Cara memainkan Lomba Merpati melansir dari Kompas.com yakni satu nama peserta biasanya diwakili dua orang.
Tugas mereka berbeda, satu orang melepas burung di titik start yang lokasinya berada 1,2 kilometer dari arena lomba.
Satu orang lagi, bertugas di dalam kolongan atau arena lomba di atas tanah berbentuk persegi seluas 9x9 meter dengan tiang bambu setinggi 9 meter di setiap sudutnya.
Satu tiang bambu dengan bambu lainnya disambungkan dengan rangkaian bendera bendera kecil hingga membentuk sebuah kubus.
Joki kolongan kemudian berdiri di belakang sebuah meja dengan membawa seekor burung merpati betina.
Tugasnya adalah untuk memanggil burung utama yang dilepas dari jauh. Burung utama dipanggil dengan cara mengibarkan sayap burung betina agar burung tersebut hinggap tepat di atas meja yang tersedia di bawah kolongan.
“Ukuran mejanya 60x60 sentimeter. Joki tidak boleh mengibarkan sayap burung sebelum ada peluit dari wasit, bisa kena diskualifikasi. Kalau burung sudah mau dekat kolongan baru peluit ditiup sama wasit,” jelasnya.
Lebih lanjut Aris menjelaskan, ketika wasit sudah meniup peluit, burung utama harus hinggap di atas meja yang tepat dengan cepat pula.
“Jadi penilaiannya ada kecepatan dan ketepatan. Kalau burung cepat tapi turunnya di meja yang salah tetap dianggap kalah dan didiskualifikasi. Yang menang nanti diadu lagi sampai ada juara 1,” bebernya.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Tribun Solo |
Penulis | : | Lina Sofia |
Editor | : | Veronica S |
Komentar