Namun, permainan masa kecil yang dibingkai secara keras inilah yang membuat penonton Squid Game tertarik.
"Orang-orang tertarik dengan ironi bahwa orang dewasa yang putus asa mempertaruhkan hidup mereka untuk memenangi permainan anak-anak," kata sutradara Squid Game, Hwang Dong-hyuk, dalam wawancara yang dikutip BBC, Jumat (1/10/2021).
"Permainannya sederhana dan mudah, sehingga penonton bisa lebih fokus pada setiap karakter daripada aturan permainan yang rumit."
Ada juga unsur nostalgia. Misalnya, tantangan sarang lebah Dalgona yang ditampilkan di episode tiga Squid Game adalah salah satu yang paling diingat orang Korea Selatan saat masih kecil.
Dalam tantangannya, para pemain harus dengan hati-hati memotong bentuk selembar kertas tipis permen sarang lebah menggunakan jarum.
Jika peserta mendapat bentuk yang sangat rumit dan permennya retak, dia kalah. Seorang netizen Korsel menulis di Twitter: "Squid Game membuatku ingin makan (permen) Dalgona lagi.
Sudah sekitar 20 tahun ... Apakah itu masih ada? Aku rasa tak bisa menemukannya."
Para pakar juga mengaitkan kesuksesan Squid Game dengan karakternya, yang kebanyakan adalah anggota masyarakat terpinggirkan.
Meskipun semuanya terlilit utang besar, mereka datang dari segala lapisan masyarakat. Pemeran utama, misalnya, adalah pria penganggur dengan masalah perjudian yang berjuang mendapatkan rasa hormat dari keluarganya.
Source | : | Kompas.com,GridHype.ID |
Penulis | : | Lina Sofia |
Editor | : | Veronica S |
Komentar