Dia tidak dapat memberi tahu mereka mengapa dia ingin menyakiti anak-anaknya, OAP hanya mengangkat bahu, "Yang bisa saya pikirkan adalah saya sakit parah."
Marie akan berusia sekitar 40 tahun ketika dia melahirkan anak kesepuluhnya, tetapi tidak mungkin usia adalah alasan dia menghentikan siklus mengerikan melahirkan dan membunuh bayinya.
Karena komplikasi dan kerusakan rahim saat melahirkan anak terakhirnya, dia terpaksa menjalani histerektomi untuk mengakhiri hari-hari 'berkembang biak'-nya.
Baru pada bulan Agustus 1999 Marie ditangkap di rumahnya, polisi mengeluarkan kotak foto bayi dan kenang-kenangan saat mereka membawanya ke tahanan dengan tuduhan delapan pembunuhan.
Meskipun mengakui pembunuhan bayi, suaminya yang setia, Art, menolak untuk mempercayainya.
Dia bahkan membelanya di sebuah acara radio bincang-bincang, dengan mengatakan:
"Dia adalah teman saya, teman saya. Wanita paling cantik di dunia untuk saya. Saya akan berjuang sampai mati untuk menunjukkan bahwa dia tidak pernah menyakiti mereka."
Marie mengaku bersalah atas delapan tuduhan pembunuhan tingkat dua, dan dijatuhi hukuman percobaan 20 tahun.Selama lima tahun pertama dia berada di bawah tahanan rumah yang dipantau secara elektronik dan menjalani perawatan psikiatris sehingga para ilmuwan dapat mencoba memahami mengapa beberapa wanita didorong untuk membunuh anak mereka.
Mereka tidak pernah berhasil mengetahui motif Marie, tetapi diyakini bahwa dia sangat terluka akibat pelecehan seksual, emosional dan fisik selama bertahun-tahun selama masa kecilnya.
Sebuah laporan oleh psikiater pengadilan menyimpulkan bahwa dia menderita gangguan kepribadian campuran, termasuk penghindaran, ketergantungan, narsistik, histrionik, paranoid batas dan sifat anti-sosial.
Pada tahun 2001, psikiater dan psikolog mengesampingkan masalah neurologis, sindrom Munchausen oleh proxy dan gangguan kepribadian ganda.
The Philadelphia Inquirer melaporkan bahwa Marie memberi tahu psikiater tentang episode dari apa yang dia gambarkan sebagai "kebutaan" setelah kehilangan tiga anaknya, membandingkannya dengan "perjalanan ruang angkasa".
Marie memberikan berbagai alasan untuk membunuh anak-anaknya termasuk ditransfusikan sebagai anak dengan darah tahanan, menjadi sepupu darah suaminya atau menjadi "orang jahat."
Seorang psikolog menggambarkannya sebagai "seorang wanita yang kompleks secara psikologis dan primitif" yang menjadi sasaran kekerasan fisik dan psikologis masa kanak-kanak yang parah, pengabaian orang tua, kemungkinan pelecehan seksual masa kanak-kanak dan riwayat pergaulan bebas.
Marie akhirnya meninggal di panti jompo pada Mei 2016.
GridPop.ID (*)
Source | : | Daily Star |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar