Banyak anak muda yang vaping
Dokter Jancey, dari Curtin University, mengatakan bahwa sejak tahun 2013 penggunaan rokok elektrik di Australia telah meningkat secara signifikan.
Bahkan peningkatannya mencapai dua kali lipat pada usia 14-17 tahun dan hampir tiga kali lipat di kelompok usia 18 hingga 24 tahun, sementara tingkat merokok telah menurun.
"Kita paham anak muda menganggap produk rokok elektrik relatif tidak berbahaya, tetapi sebenarnya tidak demikian," katanya.
"Rokok elektrik mengandung karsinogenik, logam berat dan perasa yang diciptakan untuk dicerna, bukan dihirup."
Lebih lanjut, Dokter Jancey mengatakan bahwa vape juga mengandung nikotin.
Hal ini berbahaya bagi perkembangan otak remaja karena dapat membuat gangguan pada fungsi otak dan daya ingat.
Namun permasalahannya yakni vape atau rokok elektrik justru dipromosikan secara luas di media sosial oleh produsen dan influencer.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, lebih dari 2.800 orang telah dirawat di rumah sakit atau meninggal karena kondisi EVALI antara Maret 2019 dan Februari 2020.
Data laboratorium juga menunjukkan vitamin E asetat, yakni zat tambahan dalam beberapa produk rokok elektrik atau vaping yang mengandung THC, sangat erat dengan kasus EVALI yang meningkat.
Source | : | Kompas.com,tribunnewsmaker |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar