GridPop.ID - Tragedi susur sungai yang memakan korban jiwa di Ciamis, Jawa Barat menyisakan duka mendalam bagi pihak keluarga.
Seperti halnya apa yang dirasakan Ikah Atikah yang merupakan ibu Fahrurozi Dwiki Hermawa, siswa MTs Harapan Baru yang jadi korban insiden susur sungai.
Dilansir dari Kompas.com, tangis Ikah tak bisa dibendung saat tahu buah hati yang dicintai telah meninggal dunia lantaran menjadi korban susur sungai di Ciamis.
Bagaimana tidak, pamit masih segar bugar, sang anak justru pulang dalam keadaan tubuh yang telah terbujur kaku.
Berkali-kali wanita berusia 41 tahun itu jatuh pingsan hingga harus mendapat pertolongan dari warga.
Kian menyayat hati, Ikah seolah berusaha hendak membangunkan sang anak yang sudah tak bernyawa itu.
"Dede, bangun, ini uang buat jajan, cepat buka matanya, De," kata Ikah, dikutip dari Tribun Jabar, Sabtu.
"Dede bangun, cepat bangun," kata Ikah yang tak berhenti menangis.
Suasana duka juga terjadi di rumah korban Dea Rizki di Desa Sukasari, Kecamatan Cikijing, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.
Saidin Alju yang tak lain adalah orangtua Dea mengaku belum bisa menerima kenyataan bahwa anaknya sudah meninggal dunia.
Pertemuan terakhir dengan Dea, kata Saidin terjadi pekan lalu di sekolah sang anak saat ia menjenguknya.
"Terakhir bertemu itu hari Minggu, saya ke sana jenguk," ujar Saidin kepada Tribun di rumahnya.
Diakuinya, tak ada firasat apa pun saat ia bertemu sang anak kala itu.
Akan tetapi, tiba-tiba semalam, dia justru mendapatkan kabar duka bahwa anak ketiganya itu telah menjadi korban dalam kegiatan susur sungai.
"Saya tahu dari kakaknya yang mondok juga di situ bahwa Dea meninggal. Awalnya kakaknya terus hubungi, tapi lama-kelamaan susah dihubungi," ujar Saidin.
"Kondisi seperti itu membuat saya langsung nyusul ke Ciamis.
Di sana sudah banyak orang, macet, mungkin orangtua dari para korban juga," ucap dia.
Pria berusia 52 tahun itu mengira bahwa sang anak yang menjadi satu-satunya korban, namun pihak sekolah kemudian memberi tahu bahwa ada 10 siswa lain yang juga tenggelam.
"Dari penjelasan pondok bahwa anak saya sedang mengikuti program sekolah. Katanya lagi kegiatan Pramuka pengenalan alam.
Menurut informasi, para korban terpeleset di pinggir sungai lalu tenggelam," jelas dia.
"Masih enggak nyangka anak saya sudah tidak ada, tapi mungkin ini sudah jalannya Allah SWT," kata Saidin.
Sementara dilansir dari TribunJabar.id, akibat peristiwa ini, Kepala Kantor SAR Bandung, Deden Ridwansah meminta agar pihak sekolah yang berniat mengadakan kegiatan susur sungai berkoordinasi dengan instansi terkait.
"Ke depannya, saya berharap agar pihak sekolah atau panitia yang hendak menggelar kegiatan seperti itu harus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait di daerah masing-masing untuk meminta pendampingan, seperti Polsek, Koramil, BPBD, Tagana, atau potensi SAR lainnya yang ada di setiap wilayah masing-masing.
Hal ini untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan," ucap Deden Ridwansah kepada TribunJabar.id, melalui sambungan seluler, Sabtu (15/10/2021).
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,TribunJabar.id |
Penulis | : | Ekawati Tyas |
Editor | : | Ekawati Tyas |
Komentar