GridPop.ID - Wanita ini nyaris bahayakan nyawanya serta sang buah hati gegara keteledorannya.
Hal ini bermula ketika dirinya tak membaca petunjuk dan sembarangan mencampur 2 cairan pembersih ini.
Karena insiden ini, wanita ini pun mengalami sesak nafas hingga harus dilarikan ke rumah sakit.
Dilansir dari laman tribuntrends.com, insiden tersebut dialami oleh Nur Idayu Izany (26) di Malaysia.
Peristiwa tersebut terjadi pada Kamis pagi waktu setempat.
Ia mencampurkan dua jenis pembersih lantai.
Saat itu, ia baru saja pindah ke Penang karena sang suami ditugaskan di sana.
"Kami baru pundah dari Perlis ke Penang karena saya ikut suami, Mohd Hawari Ismail (28) yang bekerja di sebuah kilang di Batu Kawan."
Ia kemudian mencampurkan dua cairan pembersih dalam jumlah banyak.
"Saya mencampurkan cairan peluntur dengan penanggal kotoran (stain remover) dengan jumlah banyak di dalam wadah karena saya anggap semua sabun itu biasa saja," katanya kepada mStar.
"Campuran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih namun muncul buih," lanjutnya.
Menurut Idayu, bau tajam yang dihasilkan dari campuran pembersih itu mengandung acid.
Bau itu pun menyebabkan ia dan anaknya yang masih berusia enam bulan batuk-batuk.
Idayu mengatakan, sang suami yang pertama kali menyadari bau menyengat itu.
"Suami saya yang sadar dengan bau menyengat tersebut dari dalam kamar. Tapi saat itu saya tidak mencium bau apapun. Saya kemudian hirup cairan dalam wadah tersebut karena saya kira aromanya wangi."
"Anak saya Naufal yang berada di dekat ruang tamu batuk-batuk, suami saya dengan cepat menggendongnya dan membawa ke dalam kamar," jelasnya.
Idayu mulai panik karena bau tersebut yang bermula dari satu ruangan menyebar ke seluruh rumah.
"Saat itu saya mencium berbagai macam bau acid, saya panik karena bau itu menyebar ke seluruh rumah," jelasnya.
Panik, ia kemudian mencampurkan air ke dalam wadah berisi pembersih tersebut.
"Karena panik juga, saya kemudian mencampurkan air ke dalam wadah, tapi saat itu saya memang sudah batuk tanpa henti."
"Saya bernapas melalui mulut tapi bau tersebut sudah sampai ke dada saya dan menimbulkan rasa sesak hingga kesulitan bernapas. Saya merasa engap dan setelah itu muntah," jelasnya.
Ia kemudian berlari ke luar rumah yang terletak di Alma, Bukit Martajam untuk menghirup udara segar.
Namun Idayu tetap tidak bisa bernapas dengan lancar.
"Saya dan suami keluar rumah untuk menghirup udara segar karena sesak napas. Saya kemudian memutari tempat parkir dan mencoba untuk menenangkan diri karena saat itu saya merasa terengah-engah."
"Mencoba bernapas namun tetap masih terasa begitu berat," kata Idayu.
Sang suami kemudian bergegas membawa istrinya ke rumah sakit.
"Saat itu suami saya cepat-cepat membawa saya ke rumah sakit. Beruntungnya anak saya baik-baik saja."
"Ia hanya menangis karena batuk-batuk. Saat di dalam mobil anak saya bisa bernapas lega saat AC dinyalakan, tapi saya masih susah untuk bernapas," jelas Idayu.
Setiap hari Idayu terpaksa menggunakan nebulizer untuk membantunya bernapas dengan lancar.
"Dokter mengambil darah kemudian memberiku nap dan memberikan air. Setelah itu, dadaku merasa baik, sebelumnya begitu sakit dan saya menangis karena terasa akan mati," ungkapnya.
Idayu kemudian menjalani x-ray untuk mengetahui apa ada permasalahan pada paru-parunya.
"Dokter kemudian melakukan x-ray namun hasilnya bagus. Dokter kemudian menyarakan saya untuk istirahat satu malam namun saya menolaknya karena anakku masih kecil," ujarnya.
Kejadian tersebut memberikan Idayu pembelajaran agar selalu membaca petunjuk sebelum menggunakan suatu produk.
"Stain remover itu memang murah, pengikut saya yang menyarankannya. Namun saya tidak pernah menggunakannya sebelumnya, karena baru pindah rumah jadi ingat harus bersih-bersih," ungkapnya.
Idayu kemudian membagikan pengalamannya itu ke media sosial.
Banyak yang setuju jika produk tersebut memang memiliki bau yang sangat tajam.
Warganet juga menyayangkan Idayu mencampurnya dengan cairan pemutih.
"Alhamdulillah Allam melindungi saya, itu pelajaran untuk saya."
"Apapun itu, saya harus membaca petunjuk dulu."
"Bahkan saya kembali rumah sakit untuk mengetahui kandungan asam yang tidak dapat dicampur dengan cairan pemutih," katanya.
Jangan Sembarangan Campur Pemutih
Dilansir dari laman kompas.com, Peneliti Kimia dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Dr. Joddy Arya Laksmono menekankan, cairan pemutih pakaian sebaiknya tidak dicampur dengan deterjen atau cairan lain, seperti cairan pel.
“Pencampuran langsung, antara bahan pemutih dan pel lantai disarankan dihindari,” ujarnya dihubungi Kompas.com Sabtu (28/03/2020).
Joddy menjelaskan, pencampuran dua bahan ini bisa mengurangi efektivitasnya serta dapat menyebabkan timbulnya reaksi kimia.
“Gas beracun dihasilkan bila bahan pemutih dicampur dengan deterjen asam, seperti deterjen untuk pembersihan toilet,” ujar dia.
Gas beracun yang timbul bisa berbahaya karena dapat menyebabkan kematian atau luka.
Ia mengimbau, jika ingin membersihkan dengan deterjen lain, maka bisa dilakukan dengan membersihkan menggunakan deterjen itu terlebih dulu baru kemudian dibilas.
“Bila perlu, gunakan deterjen terlebih dahulu, dan kemudian bilas dengan air sebelum menggunakan bahan pemutih untuk disinfeksi,” kata Joddy.
Selain itu, dalam pembuatan cairan disinfektan, perhatikan dengan seksama takaran sesuai yang dianjurkan.
“Saya kira dipasaran juga banyak yang menjual gelas ukur plastik atau beaker plastik yang bisa digunakan untuk menakar perkiraan volume campuran bahan-bahan yang dibutuhkan,” kata dia.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,tribuntrends |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar